Monday, December 6, 2010

Beautiful College...


Sedikit hari lagi bersisa demi menghabiskan waktu-waktu berbaki di bumi Nilam Puri... Kediaman yang tenang dan selesa apatah lagi bilikku benar-benar berhadapan dengan padang... Saban hari bayu bertiup lembut menembusi celah-celah tingkap bilikku yang terbuka... Masihkah lagi ada penggantinya? Kala penghujung tahun di bulan Disember, kerap kali Bumi Kelantan akan dibasahi hujan yang tidak berhenti menitiskan diri menyuburkan tanah Ilahi... Jadi terkesima seketika dengan kesejukan yang melanda... Setiap kali itu juga aku akan berbaring di atas katil sambil ditemani selimut tebal dan pasti tidak bisa dilupakan... Stokin ungu pink milikku disarungkan ke kaki... Kenangan ini akan tetap dan berkekalan dalam sanubari ini biarpun jauh aku pergi meninggalkan bumi kenangan ini....

Monday, November 29, 2010

Soalan Maut dari Paderi power....


Seorang pemuda yang dikejutkan oleh mimpinya supaya pergi ke gereja Samaan. Tiga kali mimpinya itu berulang. Lalu ia bersiap sedia dengan pakaian dan cara yang diberitahu dalam mimpinya.
Ia masuk ke gereja Samaan tanpa disedari oleh Paderi-paderi yang hadir. Dia sama-sama menanti kedatangan ketua Paderi. Setelah ketua Paderi datang, ketua Paderi itu tidak dapat berucap. Dia tahu ada orang lain, orang Islam di dalam gereja itu. Katanya, " ada orang yang percaya kepada Syariat Muhammad di dalam gereja ini."
Semua paderi menjadi gempar dan mereka mahu orang itu di bunuh. Namun ketua paderi menghalang, sebaliknya ketua paderi meminta orang itu bangun supaya mereka dapat mengenalinya.Sebaliknya pemuda itu pun bangun, tanpa rasa takut.
Paderi berkata, "Aku akan mengajukan kepada anda 22 pertanyaan Dan anda harus menjawabnya dengan tepat. "
Si pemuda tersenyum Dan berkata, "Silakan!"
Sang paderi pun mulai bertanya, "Sebutkan satu yang tiada duanya, dua yang tiada tiganya, tiga yang tiada empatnya, empat yang tiada limanya, lima yang tiada enamnya, enam yang tiada tujuhnya, tujuh yang tiada delapannya, delapan yang tiada sembilannya, sembilan yang tiada sepuluhnya, sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh, sebelas yang tiada dua belasnya, dua belas yang tiada tiga belasnya, tiga belas yang tiada empat belasnya."
"Sebutkan sesuatu yang dapat bernafas namun tidak mempunyai ruh! Apa yang dimaksud dengan kuburan berjalan membawa isinya? Siapakah yang berdusta namun masuk ke dalam syurga? Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah namun Dia tidak menyukainya? Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dengan tanpa ayah Dan ibu!"
"Siapakah yang tercipta dari api,siapakah yang diazab dengan api Dan siapakah yang terpelihara dari api? Siapakah yang tercipta dari batu, siapakah yang diazab dengan batu Dan siapakah yang terpelihara dari batu?"
"Sebutkan sesuatu yang diciptakanAllah Dan dianggap besar! Pohon apakah yang mempunyai 12 ranting, setiap ranting mempunyai 30 daun, setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah naungan Dan dua di bawah sinaran matahari?"
Mendengar pertanyaan tersebut, pemudaitu tersenyum dengan keyakinan kepada Allah.
Setelah membaca Bismillah dia berkata,
-Satu yang tiada duanya ialah Allah s.w.t..
-Dua yang tiada tiganya ialah Malam dan Siang. Allah s.w.t. Berfirman, "Dan Kami jadikan malam Dan siang sebagai dua tanda (kebesaran kami)." (Al-Isra': 12).

-Tiga yang tiada empatnya adalah kesilapan yang dilakukan Nabi Musa ketika Khidir menenggelamkan sampan, membunuh seorang anak kecil Dan ketika menegakkan kembali dinding yang hampir roboh.
-Empat yang tiada limanya adalah Taurat,Injil, Zabur Dan al-Qur'an.
- Lima yang tiada enamnya ialah Solatlima waktu.
-Enam yang tiada tujuhnya ialah jumlahHari ketika Allah s.w.t. Menciptakan makhluk.
-Tujuh yang tiada delapannya ialah Langit yang tujuh lapis. Allah s.w.t. Berfirman, "Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Rabb Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang." (Al-Mulk: 3).
-Delapan yang tiada sembilannya ialah Malaikat pemikul Arsy AR-Rahman. Allah s.w.t. Berfirman, "Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada Hari itu delapan orang malaikat men-junjung 'Arsy Rabbmu di atas (kepala) mereka." (Al-Haqah: 17).
-Sembilan yang tiada sepuluhnya adalah mu'jizat yang diberikan kepada Nabi Musa yaitu: tongkat, tangan yang bercahaya, angin topan, musim paceklik, katak, darah, kutu Dan belalang.*
-Sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh ialah Kebaikan. Allah s.w.t. Berfirman, "Barang siapa yang berbuat kebaikan maka untuknya sepuluh kali lipat." (Al-An'am: 160).
-Sebelas yang tiada dua belasnya ialah jumlah Saudara-Saudara Nabi Yusuf .
-Dua belas yang tiada tiga belasnya ialah Mu'jizat Nabi Musa yang terdapat dalam firman Allah,
"Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman, 'Pukullah batu itu dengan tongkatmu.' Lalu memancarlah daripadanya dua belas Mata air." (Al-Baqarah: 60).
-Tiga belas yang tiada empat belasnya ialah jumlah Saudara Nabi Yusuf ditambah dengan ayah Dan ibunya.
-Adapun sesuatu yang bernafas namun tidak mempunyai ruh adalah waktu Subuh. Allah s.w.t. ber-firman, "Dan waktu subuh apabila fajarnya mulai menyingsing. " (At-Takwir: 18).
-Kuburan yang membawa isinya adalah Ikan yang menelan Nabi Yunus AS.
-Mereka yang berdusta namun masuk kedalam surga adalah saudara-saudara Nabi Yusuf , yakni ketika mereka berkata kepada ayahnya, "Wahai ayah kami, sesungguhnya kami pergi berlumba-lumba dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barangkami, lalu dia dimakan serigala. " Setelah kedustaan terungkap,Yusuf berkata kepada mereka, " tak ada cercaan terhadap kamu semua." Dan ayah mereka Ya'qub berkata, "Aku akan memohonkan ampun bagi muka pada Rabbku. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang ." (Yusuf:98)

-Sesuatu yang diciptakan Allah namun tidak Dia sukai adalah suara Keldai. Allah s.w.t. berfirman, "Sesungguhnya sejelek-jelek suara adalah suara keldai." (Luqman: 19).
-Makhluk yang diciptakan Allah tanpa bapa dan ibu adalah Nabi Adam, Malaikat, Unta Nabi Shalih dan Kambing Nabi Ibrahim.
-Makhluk yang diciptakan dari api adalah Iblis, yang diazab dengan api ialah Abu Jahal dan yang terpelihara dari api adalah Nabi Ibrahim. Allah s.w.t. berfirman, "Wahai api dinginlah dan selamatkan Ibrahim." (Al-Anbiya': 69).
-Makhluk yang terbuat dari batu adalah Unta Nabi Shalih, yang diazab dengan batu adalah tentara bergajah dan yang terpelihara dari batu adalah Ashabul Kahfi (penghuni gua).
-Sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap perkara besar adalah Tipu Daya wanita, sebagaimana firman Allah s.w.t.? "Sesungguhnya tipu daya kaum wanita itu sangatlah besar." (Yusuf: 28).
-Adapun pohon yang memiliki 12 ranting setiap ranting mempunyai 30 daun, setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah teduhan dan dua di bawah sinaran matahari maknanya: Pohon adalah Tahun, Ranting adalah Bulan, Daun adalah Hari dan Buahnya adalah Solat yang lima waktu, Tiga dikerjakan di malam hari dan Dua di siang hari.
Paderi dan para hadirin merasa takjub mendengar jawapan pemuda Muslim tersebut. Kemudian dia pun mula hendak pergi. Namun dia mengurungkan niatnya dan meminta kepada paderi agar menjawab satu pertanyaan saja. Permintaan ini disetujui oleh paderi.
Pemuda ini berkata, "Apakah kunci syurga itu?"
mendengar pertanyaan itu lidah paderi menjadi kelu, hatinya diselimuti keraguan dan rupa wajahnya pun berubah. Dia berusaha menyembunyikan kebimbangannya, namun tidak berhasil. Orang-orang yang hadir di gereja itu terus mendesaknya agar menjawab pertanyaan tersebut, namun dia cuba mengelak.
Mereka berkata, "Anda telah melontarkan 22 pertanyaan kepadanya dan semuanya dia jawab, sementara dia hanya memberi cuma satu pertanyaan namun anda tidak mampu menjawabnya! "
Paderi tersebut berkata, "Sesungguh aku tahu jawapannya, namun aku takut kalian marah."
Mereka menjawab, "Kami akan jamin keselamatan anda. "
Paderi pun berkata, "Jawapannya ialah: Asyhadu An La Ilaha Illallah Wa Wa Asyhadu Anna Muhammadar Rasulullah. "
Lantas paderi dan orang-orang yang hadir di gereja itu terus memeluk agama Islam. Sungguh Allah telah menganugerahkan kebaikan dan menjaga mereka dengan Islam melalui tangan seorang pemuda Muslim yang bertakwa.
(Di petik dan disusun dari Mausu'ah al-Qishash al-Waqi'ah )

Friday, November 26, 2010

Rindu Pada Dia.....


Ana mengenali insan ini ketika hari pertama ana memasuki alam persekolahan... Mama dan abah tak hantar ana masuk tadika sebab mereka kata, "Masuk tadika bukan belajar sangat pun, main je banyak nanti...." Ana sendiri pun tak tahu. Betul ke? Yela kot... Sebenarnya ana dah lama nampak insan istimewa ni... Selalu nampak dia main buaian n kejar2... Hari pertama ana terkial2 xkenal sape2 pun kat dlm kelas darjah 1 time 2... Memang lonely sangat... Siapa sangka dia orang pertama yang tanya nama ana... Dia suruh ana panggil dia alang je.. Bukan tak ada kawan yg ana sedia kenal cuma kwn ana 2 lebih selesa bramah mesra dgn kwn2 lmeny dari tadika... Hurm... Ana sayang sangat dengan dia... Masa darjah enam, maklumlah... Perangai still xmatang... Budak2 blom baligh ag...mne ade prasaan... yang kami tahu, jalani hidup dgn bahagia n main.... Lepas habis pekse UPSR n PSRA ana n kawan2 1 kelas mghabiskan masa yang free dgn main btu seremban, lubang tikus, getah n mcm2 lagi... Pernah 1 ketika 2 kami dilarang main konda kondi kat blakang bangunan kelas sebelum pekse... Ustazah cakap kalau nak main, main lepas pekse... Jadi bila lepas pekse memang pulun main konda kondi puas2.. Ustazah pun tak boleh nak cakap ape... sbb kami memang ank murid ustazah yang paling kuat bodek...we love ustazah Latifah... Guru kelas kami time 2... Satu hari, sorang kawan yang duduk dekat ngn kwsan sekolah bwk tikar... maka dgn segala kemudhn yg ade kami pun main baring2 kat belakang kelas... Dalam kelas darjah 6 sekolah agama time 2 cuma ade 18 org... sume dh mcm adik bradik... Memandangkan bantal tak ada.. Kami mgaplikasikan seluruh badan Alang yg tembam n mantap 2... Bes sangat.... Ana rindu sangat dgn dia... Akhirnya ditakdirkan ana dgn 9 orang shbt ana dari sekolh rendah masok ke Sekolah Agama Menengah Tanjong Karang termasoklah Alang, sahabt kesayangan ana... Macam2 dugaan yang kami dapat di sekolah baru 2... memang rindu sangat ngan sekolah lama masa mula2 masok 2... Yang wat ana sedih.. Dari form 1 sampai form 5 kat sekolah 2... Alang tak habis2 mengadu ckp ramai orang yg ejek2 die n kutuk2 dia sebab dia gemok... Ana jadi serba salah... Tak tahu camne nak pujuk dia... Apa yang ana nampak sebab sikap rendah diriny buat diri die lbih baik... Bukn pd pndgn manusia... Tp pd pndgn Allah... di sisi Allah, mungkin dia lebih mulia dari sesiapa pun... Ana rasa dia tak pernah sakitkan hati sesiapa... Hubungan dia dengan keluarganya? MasyaAllah... Tak perlu tanya... Memang dia seorang sahabat yang sangat baik... Lepas SPM ana ditakdirkan masuk ke UM kat kampus nilam puri, Kelantan dalam jurusan Syariah hinggalah ke hari ini.... Dia pulak, Allah tetapkan tempatnya di Kolej Universiti Islam Selangor... Lama tak dengar cerita pasal die...Lepas masing2 masuk u dah tak tak tahu hal masing2... Setiap kali ana cuti dia tak cuti... Dan setiap kali ana balik jugak tak pernah berkesampatan nak bjumpa dengannya... Hinggalah satu hari ana trlewat bangun tido... Masih ana berada di bumi Kelantan ini.. Jauh dari negeri sendiri di Selangor... Dan ana rasa terkejut dgn sbenar2 trkejut bila seorang sahabt ana dari sekolah rendah bg mesej britahu yg Alang masuk ke hospital... Minta tolong doakan untuk dia sbb keadaan dia kritikal time 2... 50-50... ana rasa macam tak percaya... Mcm2 soalan ana tanya kat sahabt ana yg mnyampaikan berita 2... Dia cakap, Alang kena demam denggi... dan ditempatkan kat hospital Selayang... Ana mndoakan ksejahteraan seblum ana brangkat ke tandas untuk mndi... Siap mandi ana masuk bilik n terus mnyerbu ke arah telefon bimbit... Akhirnya apa yang trlakar di situ?

"Al fatihah buat arwah sahabat kita, Muzakkir Nor Syafiq yang telah meninggalkan kita semua menemuikekasih agungnya..."

Berjurai air mata ana mendengar khabaran 2.. Siapa sangka... Sahabat baik yang ana kenal lebih dari separuh umur ana meninggalkan ana buat selamanya... Lahir persoalan2... kenapa pergi dulu? kenapa tak tunggu ana? Kenapa mesti sekarang? Pelbagai persoalan yang ana sendiri tak boleh nak jawab jika tanpa bimbingan iman dan taqwa... Air mata makin deras menyusuri pipi ana... Hati? Andai bisa ditunjukkan pasti semua akan dapat melihat betapa hancurnya ia saat itu...

Alang.......
Ana masih ingat lagi saat tu enta tanya ana...
"Ieja, aku gemok tak ada siapa yang nak kat aku..."
Ana menjawab." InsyaAllah, akan adayang terbaik untuk enta..."
"Senang2 Ieja jelah kahwin ngan aku...."

Selorohnya buat ana tertawa saat itu tapi ia buat ana menangis hari ini.... Rupanya, tak sempat buat ana melihat siapa insan terpilih yang Allah ciptakan buat dia.... Sayangnya ana pada dia... Hingga hari ini... ana akan mengalirkan air mata saat mengingatinya..... Pengebumiannya berjalan dengan baik... Pemergiannya pada 11 Jun 2010... Dari cerita seorang sahabat, walaupun dia seorang yang bertubuh gempal namun tak terasa berat saat mengangkat jenazahnya...

Ya Allah, aku menyayanginya sebagai seorang sahabat yang sentiasa bersama saat suka dan dukaku.... Ya Allah, kau peliharalah dia...... Kau sahabatku... Kau teman sejati.... Cinta dan kasihku buat mu, Allahyarham Muzakkir Nor Syafiq bin Mesni...

Thursday, November 25, 2010

Wednesday, November 24, 2010

Cahaya seorang Khadijah...


Khadijah memohon izin kepada kedua ibu bapanya untuk menyambung pengajiannya di Universiti Nottingham, United Kingdom. Ibu bapanya jadi berat hati ingin merelakan pemergiannya. Fikiran yang bukan-bukan mengintai tingkap hati mereka. Bukan apa, pandaikah dia menjaga dirinya? Bisakah dia bersendirian di sana? Dengan siapa dia akan bersahabat nanti? Bagaimana amalan agamanya? Adakah akan sentiasa berada dalam keadaan baik? Bagaimana pula sekiranya dia akan terpengaruh nanti? Puan Salina dan Encik Syakirin beristighfar. Keluhan nafas berat dilepaskan. Khadijah pula yang jadi serba salah kerana meletakkan kedua orang tuanya dalam keadaan yang sukar dan kritikal. Ia bukan satu keputusan yang mudah untuk dilaksanakan secepat mungkin. Puan Salina meminta izin berlalu dari ruang tamu. Air matanya hampir-hampir sahaja menitis di hadapan anak tunggal kesayangannya itu. Dia tidak mahu Khadijah melihat air mata pengecut miliknya. Dia bukan tidak mempercayai anaknya sendiri. Apa yang terbuku dalam hatinya hanyalah sebuah rasa bimbang yang memuncak.Bimbang dan gelisah andai perkara yang tidak diingini terjadi pada anak gadisnya. Dia masuk ke bilik dan menutup pintu rapat. Khadijah yang masih berada di ruang tamu bersama Encik Syakirin memandang wajah ayah itu. Ada kerutan yang sukar ditafsirkan samada dia tidak suka dengan keputusan Khadijah ataupun dia berasa berat hati. Khadijah tunduk. Bergelombang rasa serba salah dalam hatinya. 'Ya Allah, apa yang telah aku lakukan ini? Andai berat benar keputusan ini maka tidak mengapa aku mengorbankan kehendakku sendiri demi menjaga hati kedua orang tuaku....' Khadijah menghampiri bapanya yang sedang tunduk.

"Abah, tak mengapa kalau mama dan abah berat hati nak lepaskan Ieja. Kalau ieja ada di tempat mama dan abah pun Ieja akan beri respon yang sama." Khadijah bertutur lembut pada bapanya.

"Ieja, abah minta maaf. Tapi Ieja, bukan senang nak lepaskan anak abah yang ada satu saja ni pergi ke tempat orang. Apatah lagi jauh dari kami."

"Abah, Ieja tak nak paksa abah dengan mama lagi. Tak apa Ieja belajar kat sini saja. Lagipun, bukan Ieja tak ada tempat nak sambung belajar di sini. Ieja boleh saja kalau nak sambung degree Ieja di UM... Demi mama dan abah Ieja rela selamanya berada di sisi kamu berdua."

Wajah Khadijah dipandang dengan penuh rasa syahdu. Bukan dia tidak tahu Khadijah akan patah hati sekiranya keputusan mereka tidak berpihak pada keinginan anak itu. Sejak dari kecil lagi Khadijah sudah bercita-cita ingin menjadi seorang penuntut Universiti Nottingham dalam jurusan undang-undang. Dia tidak mahu menjadi punca keruntuhan harapan anaknya yang satu itu. Cepat-cepat dia bangkit dari tempat duduknya dan berlalu meninggalkan Khadijah sendirian di ruang tamu.

Saat makan malam memang dinantikan Khadijah saban hari kerana boleh berkumpul bersama kedua ibubapanya dan berkongsi cerita bersama. Malam itu seperti biasa Puan Salina menyediakan masakan yang enak-enak. Khadijah jadi kecur liur dan tidak sabar ingin menikmati hidangan ibunya.

"Wah, mama Ieja ni memang the best mother in the world la... Ieja suka sangat... I love you, mom."

Puan Salina hanya tersenyum. Mereka makan dengan berselera sekali. Selesai makan mereka duduk semula di meja. Pelbagai cerita keluar dan mereka gembira berkongsi cerita. Tiba-tiba Khadijah tersebut tentang pengajiannya. Puan Salina dan Encik Syakirin terus terdiam. Rasa serba salah menyerbu semula. Muka Khadijah yang putih melepak mula nampak memerah.

"Ieja, mama dan abah dah buat keputusan. Ieja boleh sambung belajar di UK. Abah dengan mama dah bincangkan perkara ni." Encik Syakirin bersuara.

Khadijah berasa sangat terharu. Dia bingkas bangun dari kerusinya dan terus memeluk kedua orang tuanya. "Terima kasih, mama... Abah..."

"Sama-sama, sayang."

******************************************************

Tinggal seminggu sahaja lagi pengajian Khadijah di perantauan akan tamat. Dia akan pulang dengan segulung ijazah di genggaman. Puan Salina sudah tidak sabar-sabar menanti kepulangan anaknya. Selama hampir dua tahun dia tidak bertemu dengan anak kesayangannya itu. Kali terakhir dia menatap wajah anak itu semasa raya dua tahun sebelum itu. Pelbagai persediaan dan kejutan disediakan bagi menyambut kepulangan Khadijah. Nampak benar kerinduan seorang ibu pada anaknya. Encik Syakirin pula hanya melihat telatah Puan Salina dengan gembira. Tiba-tiba satu panggilan telefon mematikan semua kegembiraan yang sedang mereka jalani.

"Assalamualaikum. Saya ketua Mahasiswa Malaysia di Universiti Nottingham. Boleh saya bercakap dengan waris Khadijah Syakirin?"

"Ya, saya ayahnya. Boleh saya tahu ada apa ni ya?"

"Takziah saya ucapkan kepada pakcik sekeluarga. Bersabarlah menerima hakikat ini. Khadijah binti Muhammad Syakirin telah kembali ke rahmatullah kerana Allahyarhamah menghidap penyakit Leukimia yang berpunca dari gejala lelah lesu. Jenazah Allahyarhamah akan diterbangkan pulang ke tanah air atas persetujuan ahli keluarga dan waris."

Serasa lemah lutut Encik Syakirin menerima berita itu. Air mata lelakinya mengalir hiba. Sudah hilang keegoannya. Anak kesayangannya.....

"Saya mahu dia dibawa pulang ke sini. Secepat mungkin." Encik Syakirin menyediakan sepenuh tenaga untuk bersuara.

"Baiklah. Segala prosedurnya akan diuruskan oleh pihak kami. Assalamualaikum."

"Waalaikumussalam...."

Encik Syakirin terus terduduk. Air matinya terus-terusan mengalir. Gelas yang berada dalam pegangan Puan Salina terlepas kerana terkejut melihat keadaan suaminya. Puan Salina terus menerpa ke arah Encik Syakirin.

"Anak kita............" Encik Syakirin sudah kehilangan daya.


**************************************

Jenazah Allahyarhamah dikebumikan di tanah perkuburan Islam berhampiran dengan rumah mereka. Puan Salina kehilangan kata-kata. Sanak saudara yang ramai berkunjung di rumahnya seakan-akan tidak bermakna apa-apa walau suara teriak dan tawa anak-anak saudara Puan Salina dan Encik Syakirin memenuhi segenap ruang rumah. Wajah mereka jelas mempamer kesedihan atas kehilangan anak yang amat disayangi.

Sebuah beg pakaian besar milik Khadijah yang dihantar pulang melalui penghantaran pos jarak jauh baru sahaja diterima. Puan Salina dan Encik Syakirin membuka beg pakaian tersebut. Alangkah terkejutnya mereka semua dengan apa yang baru sahaja dilihat oleh pandangan mata mereka.

"Apa semua ni??" Encik Syakirin seakan-akan tidak percaya.

"Ya Allah, bang... Kenapa jadi macam ni? Kenapa? Ya Allah... Apa salah kami, Ya Allah...."

Sanak saudara yang menyaksikan kejadian itu mula bercakap-cakap di belakang. Mana tidaknya, sudah selamat Khadijah dikebumikan mengikut cara Islam. Akhirnya mereka dikejutkan dengan kehadiran beg itu. Kitab bible yang terselit di tengah-tengahnya seutas kalung salib bersama pakaian-pakaian yang mengundang berahi ditemukan dalam beg tersebut. Puan Salina menitiskan air mata. Begitu kesudahannya anak yang dikandungkan selama sembilan bulan lebih dan dibesarkan dengan penuh kasih sayang. Seakan-akan tidak percaya...... Oleh sebab inilah berat hati seorang ibu ingin melepaskan anaknya pergi ke bumi asing. 'Ya Allah, andaiku tahu, tidak akan aku lepaskan anak ini menjauh dariku... Mengapa begini kesudahannya........' Riuh rendah kedengaran dari halaman rumah. Apa yang berlaku? Encik Syakirin dan Puan Salina memandang ke arah muka pintu. Seorang gadis manis yang memakai selendang hitam nipis di kepalanya bersama sepasang kurung hitam muncul di situ. Siapa dia? Gadis itu sedang mengusung sebuah beg besar yang hampir sama dengan beg Khadijah yang baru sahaja dibuka tadi. Gadis itu tersenyum sambil merapati Puan Salina dan Encik Syakirin.

Gadis itu meminta supaya dibuang semua salah faham yang sedang berlaku. Sebenarnya beg yang baru sahaja dibuka tadi merupakan begnya sedangkan beg yang dibawanya bersama itu adalah beg Khadijah yang sebenar. Gadis itu memperkenalkan diri sebagai Jessica. Beg Khadijah dibuka. Senaskah Alquran lengkap dengan tafsir serta pakaian-pakaian yang sering dipakainya pada waktu kebiasaan cantik terletak dan tersusun dalam beg tersebut. Air mata mereka menitis pabila sebuah buku diari Khadijah diserahkan. Terlakar indah sebuah kalam di halaman utama buku tersebut.

Restu mereka membawa aku ke sini dan kerana cinta mereka membawa aku ke syurga... Mama dan Abah selamanya dalam ingatan...

Dari cerita Jessica, dia bukan sengaja ingin menimbulkan salah faham akan tetapi dia hanya mahu mencipta satu sebab untuk dia datang bertandang di rumah itu. Bersaksikan kedua ibu bapa Allahyarhamah Khadijah dan sekalian hadirin yang ada, Jessica melafazkan dua kalimah syahadah. Semua terpinga-pinga. Puan Salina dan Encik Syakirin mengucapkan kalimah syukur. Gadis manis itu menyuarakan harapan agar dapat menjadi anak baru kepada kedua pasangan tersebut. Ingin sekali dia merasa terdidik dan dididik seperti yang pernah diperoleh sahabat baiknya, Khadijah. Nama Cahaya Khadijah diberikan kepada gadis manis itu sempena nama Allahyarhamah yang telah pergi. Akhirnya dia menemui fitrah kemanusiaannya. Hatinya lega. Semua kisah kesucian hati seorang Khadijah membasahi bibirnya sepanjang hari tersebut. Puan Salina memandang wajah Nur Khadijah. Ya, ada iras anak kesayangannya. Puan Salina memeluk tangan Encik Syakirin sambil tersenyum dalam titisan air mata yang mengalir perlahan.

'Dan kerana cahayamu kau pimpin anak ini menuju tuhannya....'


Sunday, November 21, 2010

Hilang dalam diri sendiri.... Mencari jawapan....


Ada sesiapa yang pernah mengalami perbalahan hati? Sesuatu yang mendesak yang membuat kita tersepit di tengah-tengah rasa yang lahir dari hati sendiri... Ana hilang dalam kamus sebuah kehidupan muslimah sebenar sudah cukup membuat diri ini berasa sangat sengsara ditambah pula dengan rasa yang mula mengintai untuk bertakhta dalam hati... Sesiapa yang tidak pernah mempunyai rasa cinta dan kasih sayang dalam hatinya mungkin akan digelar sebagai bukan manusia... Ana tetap berpaksi dengan prinsip ana... Tiada cinta sebelum hadirnya masa yang benar-benar menuntut ana memenuhi keperluan itu... Remaja sememangnya akan dihambat rasa tertarik antara sesama mereka... Kekuatan seseorang itu hanya akan dilihat bukanlah dari kepaduan penumbuk yang dilepaskan mahupun sepakan yang dihayun... Akan tetapi kekuatan seseorang itu adalah apabila dia mampu menahan rasa amarah dan nafsunya yang memuncak... Ya Allah, kadangkala rasa yang hadir buat dia tidak dapat menahan pandanganku dari melihat wajahnya... Mungkin kerana itu aku semakin tidak mampu menjaga hatiku sendiri.... Sahabat, andai kamu semua berada di tempat ana apakah pilihan kamu? Adakah kamu memilih untuk melampiaskan rasa itu atau menyimpan rasa itu dengan keyakinan pada janji Allah bahawa Dia Maha Mendengar apatah lagi pada hamba-hambaNya yang sabar dan taqwa.... Berikan jawapan pada ana.... Ana tidak mahu mendengar pandangan yang hanya berpaksi pada nafsu melulu akan tetapi ana mahukan pandangan yang dipandu oleh hatinya yang punya iman dan cinta kepada Allah....

Wednesday, November 17, 2010

Sukar menggambarkan sebuah perasaan....kenapa ye?




Hari pertama pada hari raya aidil adha ni ana raikannya bersama teman-teman pergi beraya ke rumah keluarga angkat kami. Sementalah duduk di negeri orang tiada sanak saudara di sisi kami memilih untuk keluar mencari insan yang sudi menerima kami untuk beraya bersama. Pada malam tadi, ana bersama para sahabat yang memilih untuk tidak pulang bersama-sama menunaikan solat isya' dan maghrib secara berjemaah di Musolla kolej kediaman muslimat. Jemaah kami diimami oleh beberapa orang wakil muslimin. Selesai solat maghrib, takbir dilaungkan dengan megah dan bangga memuji keagungan Tuhan yang Maha Kuasa. Takbir pertama yang ditangkap oleh telinga ana kedengaran sayu seiringan dengan perasaan sedih berjauhan dengan keluarga saat berhari raya. Buat kali pertamanya ana tidak menyambut raya bersama usrah(keluarga) tercinta. Sayu memanjat tangkai hati dan ia sangat menyentuh jiwa hingga empangan yang cuba dikubukan runtuh juga dek rasa rindu yang menggunung. Air mata seorang Khadijah mengalir dilihat oleh adik-adik dan teman-teman yang berada di sisi. Tangan yang mengusap belakang ana demi menenangkan hati hanya menambah rasa yang menggelodak dalam jiwa. Sungguhpun para sahabat sering melihat ana sering tersenyum dan bergelak tawa serta sering mengusik mereka namun ana juga seorang manusia yang lemah di hadapan Tuhan... Serasa diri kerdil pabila menampilkan diri di hadapan Tuhanku... Wajah ibu dan ayah bermain di pangkal fikiran... Mengenangkan andai hari esok tiada lagi untuk ana bertemu dengan mereka... Mungkin bukan esok... Tidak sempat untuk menunggu hari esok adakah masa yang sehari mampu menepis ajal yang datang... Mungkin ada sehari.. Tidak pun, sejam lagi... Entah! Mungkin seminit lagi... Ana sendiri tidak pasti... Andai sesaat lagi?? Sudah bersediakah ana?? TIDAK... itulah jawapannya... Saat takbir bergema memenuhi ruang itu, penat fikiran memutar ligat kenangan yang berlalu... Apakah yang telah ana lakukan sepanjang hidup ana? Apa amalan yang ana bawa untuk bekalan di sana? APA?? Ana sendiri masih keliru... "Ya Allah, andai Kau rebut nyawaku saat aku sedang lupa... Adakah Kau akan memberi peluang kepadaku?" Terlintas pertanyaan itu pada akal yang hangat berfikir... Hati ana sendiri menjawab... "TIDAK dan ia adalah sesuatu yang MUSTAHIL." Saat ajal tiba ia tidak boleh di tangguh sesaat atau dibonuskan sesaat jua... Ana jadi gerun... Peluang yang masih ada perlu dimanfaatkan sebaiknya... Bimbang kematian itu datang saat kita belum bersedia... Apabila jawapan jujur yang ana berikan kepada diri sendiri adalah tidak bersedia, ana mula mengutuk diri... Sejauh mana cinta ana kepada Allah... Para insan yang cinta kepada Tuhannya sangat tidak sabar menanti ajal kerana rasa rindu yang menggunung tinggi kepada Allah tak dapat di bendung lagi... Ana mula merenungi diri ana sendiri... Sangat rendah ana pada pandangan Tuhan... Bagaimana kesimpulannya??... Anda ada jawapan anda sendiri... Maka mengapa tidak kita bersama renungi penghujung kisah kita nanti... Selalu berfantasi tentang bertemu pujaan hati buat pertama kalinya... Bimbang benar di dalam hati adakah si dia akan menerima diri kita apa adanya atau dia mempunyai seleranya sendiri... Pelbagai cara kita lakukan pada diri kita untuk nampak sempurna di matanya... Begitu juga temu janji pertama kita dengan Sang Pencinta Agung... Dia tidak memandang pangkat, harta atau rupa kita... Apa yang dia kehendaki? Kamu semua tahu apa yang peru kita lakukan untuk kelihatan sempurna di hadapanNya... Adakah Dia akan menerima diri kita? Bergantung pada usaha apa yang telah kita lakukan untukNya... Jangan lepaskanNya kerana Dia yang paling sempurna untuk kita cinta... Pasti......

Tuesday, November 16, 2010

Dua rasa menjadi satu....


Sahabat ana bernama Nur Azathul Hashima mengajak ana untuk menemaninya ke pejabat pos di bandar Kota Bharu...Barusan sahaja ana tiba di kolej kediaman... Belum panas punggung lagi duduk di atas katil, ana sudah mencapai laptop jenis Compaq Presario CQ40 milik ana yang terletak kemas dlm beg. Entah mengapa...Pantas sahaja ana ingin meluahkan perasaan disini...Mungkin sahaja ana berasa sunyi kerana terpaksa berjauhan dengan keluarga saat hari raya ini. kali pertama ana tidak beraya bersama keluarga. Bukan nak cerita tentang ana tak balik raya tapi ana nak cerita tentang masalah umat hari ini... Sekiranya memikirkan masalah umat islam hari ini sehingga bilapun takkan habis kerana masing-masing mempunyai ego dan kepentingan diri. Sahabat ana meminta izin untuk ke bilik air. Ana menunggunya di luar bersama barang-barang yang diborong di pasaraya Giant bahagian bawah Parkson. Sedang ana menunggu, seorang saudara muslimat melalui hadapan ana sambil membelek-belek telefon bimbitnya. Mungkin membalas mesej seseorang. Ana melihat gadis muda itu dari jauh. Wajahnya nampak sangat muda dan fikiran ana sangat kuat mengatakan dia jauh lebih muda dari ana. Tubuhnya juga kurus dan sedikit rendah. Dia memakai seluar jenis jeans dan baju sweater hitam bersama tudung berwarna krim. Gaya jalannya sangat berbeza. Ana hairan. Jalannya seperti orang yang sedang mengusung anak didalam rahim atau dalam erti kata yang lebih ringkas, mengandung. Ligat fikiran ana memikirkannya. Dia semakin hampir dengan ana. Cuba ana renungkan perutnya adakah benar sangkaan ana. Nah! Perutnya yang sedang membesar cuba ditutup dengan baju sweater hitam yang berbutang. Ana cuba bersangka baik. Mungkin dia sudah mendirikan rumah tangga. Ianya tak mustahil. Tapi bukankah gadis-gadis yang sebaya dengannya mungkin sedang bertungkus lumus mengulangkaji pelajaran sedang peperiksaan SPM bakal menjelang tiba atau setidaknya sedang bersekolah bersama teman-teman sementalah cuti persekolahan akan bermula esok hari. Ana hairan namun cuba juga ana memujuk hati untuk berbaik sangka. Ana mula keluar sambil menunggu bas bersama sahabat ana. Dia diam sahaja namun ana jenis manusia yang tidak pandai mendiamkan mata. Ia suka meliar dan menilai alam dan insan yang berada di sekeliling. Ana terpandang seorang wanita. Takjub! Indah wajahnya persis bidadari... Senyumannya bisa mencairkan hati mana-mana jejaka. Hendak dibandingkan dengan diri ana jauhnya ibarat pusat ISS hinggalah ke bahagian bawah bumi yang dikenali sebagai mantel atau bahasa mudahnya, seperti langit dengan bumi. Ana jadi takjub dengan ciptaan Allah. Wajahnya sangat indah. Tidak henti-henti ana memuji kehebatan dan kekuasaan Allah mencipta. Namun....... Dalam rasa takjub yang lahir terselit sebesar dunia sebuah kekecewaan kerana andai sahaja kecantikannya disimpan buat sang suami maka bahagialah mereka. Tubuhnya yang cantik dan tinggi lampai ditutup dengan seluar jeans ketat dan baju tshirt lengan pendek yang dipinjam dari adiknya disenadakan pula warna bajunya dengan tudung kecil lagi nipis berwarna hitam yang diselempangkan ke bahu. Ana jadi kecewa. Mengapa keindahan secantik itu sewenang-wenang sahaja didedahkan buat insan ajnabi(asing). Ana yang berjantina sama dengannya jadi segan memandang. Ana kalihkan pandangan dari terus-terusan menempah dosa mata. Teringat pula ana pada seorang insan yang berani meluahkan rasa tidak puas hatinya setelah ana cuba menegur tentang adab sopan seorang muslimah. "Sekurang-kurangnya aku tak hipokrit weh! Setakat pakai tudung besar tutup2 tapi buruk perangai baik tak payah!" Ana terkilan dengan tempelakan itu hingga ia menghantui ana selama beberapa malam dalam mimpi. Sangat terkesan dengan kata-kata itu ana berduka juga selama beberapa hari. Namun rasa sabar dan kekuatan untuk menegakkan agama Allah memujuk agar ana kembali menyeru. Sahabat-sahabat muslimahku, ini bukan soal hipokrit, jadi diri sendiri atau apa-apa sajalah kamu semua nak jadi... Siapa pun kamu, sekiranya kamu bernama khadijah dan kamu meniru gaya Michael Jackson atau Sean Kingston kamu tetap Khadijah. Tidak pernah berubah walaupun gaya dan caramu bukan caramu sendiri. Yang ingin disampaikan disini, cubalah ikut ketentuan hukum Allah. Andai jawapanmu masih sama, kamu tidak mahu menjadi seorang yang hipokrit maka suarakan sahaja jawapanmu itu kepada Allah. Tanyakan pada Allah mengapa membuat ketentuan yang sebegini rupa? Suakan pula padaNya, bisakah diubah ketentuan ini? Buat sekiranya kamu semua ada fikiran untuk menjadi diri sendiri. Ana tidak akan bersuara sekiranya ia bukan hukum yang telah ditetapkan. Muktamad! Noktah! Tidakkah kamu semua terfikir, apa sebab kamu semua hidup di muka bumi ini? Allah menciptakan kamu semua untuk menayangkan kecantikan bentuk tubuh dan lembutnya kulit kamu serta gebu dan putihnya ia? Adakah begitu? Jadi, mengapa kamu semua begitu bersungguh-sungguh dan berpusu-pusu membeli dosa percuma buat diri sendiri? Ingatlah wahai muslimah-muslimah Islam, kekhilafan kamu membuat insan lain juga turut sama berdosa. Andai dosa itu hanya milikmu seorang maka dengan senang hati ana tidak akan teragak-agak untuk meninggalkan kamu semua dengan prinsip kamu untuk menjadi diri sendiri. Bukan itu sahaja, tuntutan amar ma'ruf nahi mungkar serta rasa kasih dan cinta ana pada saudara seagama yang membuat ana menjejakkan diri ke gudang seruan ini... Jangan memandang kewajipan menutup aurat dan kewajipan berakhlak mulia dalam satu rimbunan. Sebaliknya ia dua bentuk kewajipan yang berbeza. Andai sahaja wanita itu menutup auratnya tetapi tidak berakhlak mulia sekurang-kurangnya satu kewajipannya sudah terlaksana. Tanyakan pula pada diri kamu, sudahkah sempurna dua kewajipan itu kamu tunaikan? Berikan jawapannya buat diri kamu sendiri. Jangan menuding jari pada orang lain. Bersama kita membentuk diri kita dengan dua kewajipan besar itu sebagai seorang muslimah. Ingatlah janjimu pada Tuhanmu dan makhluknya. Jangan jadi diri sendiri sehingga mengabaikan tuntutan agama. Sekiranya kamu ingin hidup menjadi diri sendiri tanpa menunaikan tuntutan agama maka hiduplah kamu semua dengan qudratmu sendiri tanpa sedikitpun berharap qudrat dari Allah. Begitu juga duniamu, ciptalah ia dengan tanganmu sendiri andai kamu ingin hidup mengikut caramu sendiri. Kita tunggu dan lihat....ana mengharap kita bersama-sama mencipta jalan dihadapan kita selepas ini sebagai muslimah yang sentiasa hatinya terlekat pada tuhannya. Cantiknya wanita itu bukan pada rupanya, bukan juga tinggi dia pada pangkat dan nama yang dimiliki, tidak pula kehebatannya pada harta yang menggunung tinggi... Sebaliknya wanita itu, indah dan terserlah cantiknya pada hati yang cinta kepada Allah dan terpaut pada Rasulullah. Sempurna dirinya apabila hak ibubapanya tertunai begitu juga baik pergaulannya dengan para sahabat dengan peribadi yang indah serta akhlak yang tidak pincang... Mari bersama kita renungkan....

Saturday, November 13, 2010

Resah dan pertelagahan hati....


Aku tidak mengerti dengan kehendak hatiku sendiri... Kadang-kadang aku berasa keliru dengan keinginannya samada ia hanya nafsu yang memberontak atau fitrah diri yang ingin dipenuhi... Aku hanya mampu berdoa dan meminta kepada Dia yang Maha Tahu segala sesuatu tentang hambaNya samada yang tersirat atau sebaliknya...

"Ya Allah, keinginan ini datang lagi... Sebagai seorang manusia yang lemah dan tidak berupaya aku memohon kepadaMu, Ya Tuhan... Aku tahu fitrah kurniaanMu satu nikmat dan anugerah yang tidak ternilai harganya... Namun aku sebagai manusia memohon bantuanMu agar Kau kuatkan hatiku... Aku tidak mahu hanyut dengan cinta manusia yang melalaikan dan melekakan aku dari menyintai dan mengingati Engkau, Ya Allah... Saat ini aku masih belum bisa menunaikan tanggungjawab menyintai manusia... Aku masih belum mampu, Ya Tuhanku... Kau peliharalah hatiku dari maksiat yang akan meninggalkan noda hitam padanya... Keinginan untuk menyintai dan dicintai semakin bergejolak dalam dada... Aku tidak mahu ia menjauhkan aku dariMu... Andai tiba masanya nanti akan aku tunaikan fitrah ini tapi bukan hari ini... Aku memohon kekuatan hati dariMu, wahai Tuhan Agung... Bantulah aku menyusuri jalan kehidupan yang penuh aral ini untuk sampai kepadaMu... Aku memohon, Ya Allah.... Dia seorang lelaki yang baik yang telah dicalonkan hatiku dirinya itu. Aku tidaklah semulia Khadijah untuk memperoleh cinta kekasih Allah... Bukan juga Zulaikha yang tulus kasihnya buat Yusof... Apatah lagi Sumayyah si isteri yang setia... Aku hanya seorang wanita yang lahir dari dalam kalangan manusia biasa yang cuba mengangkat martabat seperti mereka... Aku tahu Engkau mengetahui perihal hatiku ini... Peliharalah hati lelaki itu begitu juga hatiku sepertimana Kau pelihara hati Rabiatul Adawiyah, lagenda sang pencinta agung... Sudah tiba masanya nanti akan aku seru syiarMu ini... Dan andai saja dia tidak tercipta buat diriku, aku merelakannya, Ya Allah... Kerana aku meyakini ketentuanMu adalah yang terbaik buatku... Aku pohon sekali lagi, Ya Tuhanku... Peliharalah hatiku dari rasa ini yang bisa menjauhkan aku dariMu..."

Tuesday, September 28, 2010

Seram.....

Semalam ana pergi library. Maklumla minggu2 exam sekarang ni... Ana memang penat sangat sebab awal2 pagi lagi kol 4 dah bangun...he...ape lagi...pulun studyla.... Nila ana... Study last2 minit... Daripada awal xnak sedia... hm.... tapi harap sangat yg last2 minit nila yg bkualiti...power!! Jangan tiru aksi ini dirumah...hehe... Nak ceriterny bukan ape... Mase tengah dok khusyuk tgk buku 2 tibe2 rase mremang bulu roma.... ha...xde kaitan dengan hantu ea... Asal meremang bulu roma je hantu... xde benda lain ke.... 2la...rse semacam je...rase ape ye??...rse macam.......ade orang pandang ana... Memang ade instinct ea kalo orang pandg kita.... tapi 2la yang ana rase... Ana rase ana dgn kawan ana je yang ada kat dlm library bahagian muslimat... Siapa lagi yang ade kat dlm library selain ana berdua dengan kwn ana n pakcik2 library ni... Ana teruskan bace buku ana... bukan bace sebenarny tapi mghafal... He, maklumla.... semalam nk exam hadis... Rase x senang duduk ana dibuatnya... ape yg xkena ni... tiba2 kwn ana bsuara... "ade orang pandang enti."... ha.... ana ape lagi...mgglabahla... hantu mana yang pandang ana... tapi kwn ana cakap 'orang' tadi... aduh... ana pn senyum kat kwn ana 2 n tanya... "sape yang pandang? Ade orang lain ke selain kita dalam ni?.." kawan ana senyum lebar... "tu....." jawabnya sambil memuncungkan mulutnya ke satu arah... ana pun pandangla kat tempat yang dmaksudkan.... Ya Allah.... camne blh xprasan ni.... Punyala tercongok sang jejaka yang satu kat situ ana blh xprasan..... haha... rase nak trgelak pun ade.... kawan ana dh gelakkan ana... suke betul die gelak... agak2la nk gelak pun... coverla ckit... maklumla... muslimat ni kne banyak jage... Ana pandang sang jejaka 2... tibe2 die trtangkap pandang2 ana... ha.... kantoi... Heh... nk cakapnye kat cni... bukan masalah nk bangge ataupun nk gtaw satu dunia yang ana ni ramai peminat... alamk... perasan plak...huhu... tapi yela... ana xtipu.... he... memg ana sndiri x nafikan ana suke tgk orang... mate suke meneroka... tapi xdela pandang orang dengan pndgn yang mmpunyai prasaan... ehem2!! faham2 sajela... bagi ana, kalo suke macam mane pun... Simpan jela baik2... Kesian pemuda2 kita...bukan pemuda jer... pemudi pun sama jer... Ramai yang hanyut dengan pergolakan perasaan... Ana dah tolak ramai lelaki... sedih betul dengan mereka... camne blh terjebak dengan nafsu yang berlindung disebalik nama cinta palsu... Sume orang ade perasaan... tapi simpn dan kawallah prasaan 2 dengan iman... jgn kawal dengan nafsu... nanti melulu.. Buat insan yang bernama lelaki... ana hanya akan menunggu seorang khalifah yang berjaya mmimpin nafsunya... Bukan lelaki yang mudah tergoda... begitu jugak harapan wanita2 solehah... mereka mgharapkn lelaki2 yang soleh... lelaki2 yang soleh juga mgharapkn wanita2 yang solehah... Jangan letakkan diri kita dalam jenama murahan... Jangan mgharapkan ssuatu yang tinggi sekiranya kita tak mampu mncapainya sebaliknya berusahalah untuk mnjadikan diri kita setaraf dengan darjat mereka... Mungkin kita akan mndapat pulangan yang lebih baik... sekiranya bukan didunia maka di alam sana yang kekal menanti.... Semoga berjaya....

Friday, September 3, 2010

Kita ni ape ye?...confiusla....


Semalam masa ana tengah duduk2 rehat sekejap kat bawah pokok dpan apium... Ade sorang budak pmpn ni datang pd ana n trsenyum... Ana ckp dlm hati, 'bdk mne yg sesat ni...' Takot jugak kalo budak ni jelmaan ke...huhu...tapi bln2 pose ni mne de la bende2 cmni...hm... ana pn tanyala budak 2...adik ni sapa?,,,die jawab,adik dtg sini dgn kwn2...dtg dari rumh ank2 yatim... kakak dgn abg kat cni yg jemput dtg buke pose same2... Ohhhhh.......barulah aku ingat...ye... junior2 yg uruskn ihkya' ramadhan wat prog dgn anak2 yatim utk sluruh warga bumi tarbiah nilam puri...hm...mkn free lgila ana mlm ni....trlintas fikirn nakl 2 dlm hati...he....ana pndg muke adk ni...muke die memg muke kesian sgt...ana xtwla die memg muke kesian ke atau ana ni yg mudah ksian kat orag...tp lbih kurag jela 2....ana pn tny kat adik 2 umo die bpe...die ckp umo die 5 tahun... xsempat nk tny lebih2 die dah cter pnjg lebar... ana pn twla citer die...xlebar mne pn cter die...cme ana pny tharu ni yg tlebih lebar...ana bsyukur sgt ana knal sape ibu ayh ana...ana ade adk bradik...ana ade sume orag yg kite prlukn ktika kiter mmbesar...yg mmbuatkn ana touching sgt2...budak ni x knal pn sape ayah ibu die...yg die tw pnjaga die kat umah ank yatim cter orag jmp die kat dlm kotak kat kwsn pmbuagn smph kat lorong mne ntah...ana kcian cgt....ana xtw nk tny ape dh ag kat adk 2...nsb bek die memg petah sgt bcerite....ana tkut kalo ana tny nt die cdih tp mse die cter 2 ana tgk muke die cool je....hehek...lalu,ana pn btnyela pd si kecik itu...adk x sdih ke.... tbe2 muke die brubah...merh sgt muke die time 2....ana memg mgglabah sgt....ana silap ckp ke??...memg silap la 2 agkny...kalo x xde la adik 2 mcm nk nangis....hm....bkn nk nangis dh...tp dh mnagis pn...cme x mraung jela....memg bsh pipi die ngn air mte...ana xsampai ht...tringat adik kcik ana kat umah...adik ana memg mnje sikit ngn ana...yg mmbezakn kduanya cume adk ana llaki n dak ni pmpn...hm...ade lg...adk ana ade family tp bdak ni sbatg kara....ble ana gmbrkn keadaan cm2 pada diri ana rse mcm.......hm...sushla nk gambarkan....ana tenung muke adik 2 lme2...ana memg x sampai ht tw tgk die tros nangis...ana pn tarik die n rangkul die dlm plukan ana...cmne la mnusia zaman ni... Ya Allah....lg hinanya mereka dari binatang...binatang 2 xde akal tp msih syg dgn ankny...hm...tringat plak pg 2 ana mnyambut klahiran 2 ekor ank kucing...mk kucig 2 memg slalu mtk mkn ngn ana...mse ana kua bilik tbe2 die ikut je ana g mne2...plik jgk...npe ye....ngat die lapa rpeny nk lahirkn bb die...time 2 ean..kucing jantan dok sibuk ikut die...ana tw kucing jntn memg suke mkn anak die time bru2 ni....hm...ana pn halau la....yg mmbuatkn ana trharu...dlm rse sakit nk branak 2 kucing 2 masih lagi protect diri n bb die yg bakal dlahirkn 2 ble die bgaduh dgn kucig jantn 2...mstila die nk kucig jntn 2 pegi supye die blh lahirkn bb die ngn aman n condition bb die chat... Ana pn soh mk kucig 2 msuk kotak...adela dak2 bilik sbelah yg sdiekn kotak utk inyaw 2....ble die dh msok dlm kotak ana pn bwk kotak 2 msok toilet pas2 kunci pntu supye kucig jntn 2 x ikot....memg tros pcah air ketuban kucing 2...xlame pas2 bb die pn kua 2 ekor...memg touching sgt time 2...hm...ana kua g blikn ikn utk die..memg lapa sgtla ean kucing 2 smpi satu habuk pun die xtiggal...cian cgt....hm...cmne ye...nk wat prbandingn sekarang ni...mne lagi mulia...manusia ke haiwan?...ana sedih betul bile kerajaan buat kempen kotak n wat umh utk ank2 luar nikah n ibu2 yg mgndug ank luar nikah... Spatutnya kt perlu banteras bknnya mggalakkan... Andaikanlh bdk2 cmni dtg dlm pelukn dorag mgadu tangis n sedih sbb x tw sape mk ayah yg spatutny mmberi ksih syg dn pmliharaan...masih ke lg kt nk biarkn kmanusiaan 2 dlm ht kt trumbang ambing... ana memg x stuju sgt biakn bdk2 mnderita tnpa kasih syg yg spatutny dorag dpt...adik dlm plukan ana ni memg x bhenti air mte die...ana memg bsalh gle sbb slh ckp...tbe2 dak 2 bsuara....
"kakak takkan rasa apa yg adik rasa...walaupun kakak nmpk adik mcm ceria je tp ape yg ade kat dlm hati ni adk je yg tw...kakk tw x...tiap2 mlm adik nangis sbb adik tringin sgt nk salam tgn ibu ayh..."
Ana memg xblh thn jgkla...mau xnye...memg mraung jgkla ana...cdih cgt.......andailah kt ade d tmpt mreka.....

Thursday, September 2, 2010

Cinta terpendam dalam rahsia....


Semalam aku lihat dia tersenyum dari jauh...
Kenapa ya?..
Wajah tenang milik dia menjadi idaman...
Aku terdiam sejenak...
Adakah sesuatu pada wajahku membuat dia geli hati?..
Aku terdiam lagi...
Aku malu....
Dia masih tersenyum memandangku...
Salamnya menyapa...
Assalamualaikum!..
Aku menjawab dengan tenang...
Tetapi di dalam hati hanya Allah yang tahu...
Aku diam!
Dia mempelawaku bersama berjalan seiringan...
Ahhhhh!!! Geram!!!
Siapa gerangan lelaki ini...
Aku tidak tahu...
Gambaran wajahnya seperti kukenal...
Tetapi siapa dia...
Deringan telefon membingit suasana...
"Ieja, Kak Asz ni.. Eddy ada dengan adik ke sekarang?.."
Ya Allah,tunangku!!

Sunday, August 29, 2010

Wasiat seorang anak...


Suasana kelam menyelimuti segenap ruang rumah banglo yang tesergam gah milik pasangan suami isteri Encik Johari dan Puan Julia. Anak sulung keluarga tersebut, Haikal yang baru tiba dari rumah teman wanitanya terduduk diam berteleku dihujung sudut. Annie Azirah hanya mampu membatukan diri tanpa sedikit reaksi apabila diajukan soalan oleh orang ramai yang hadir. Sepasang anak kembar berusia dalam lingkungan empat tahun kelihatan duduk disisi Puan Julia yang berwajah suram. Puan Julia hanya diam memerhati para hadirin membacakan ayat-ayat suci Al-quran buat jenazah anaknya, Ainin Azirah yang baru sahaja meninggalkan kefanaan dunia buat selamanya kerana serangan demam denggi berdarah. Pemergiannya merupakan kehilangan yang amat dirasai oleh setiap insan yang mengenali dirinya. Jenazah arwah dibawa dari bumi Nilam Puri dan tiba di kediaman keluarga tersebut tepat jam dua petang.

Sahabat-sahabat dari bumi tarbiah Nilam Puri turut sama hadir demi menghabiskan sisa-sisa waktu bersama arwah sebelum dikebumikan. Pemergian arwah ditemani dengan linangan air mata seluruh ahli keluarga dan para sahabat seperjuangan. Seorang insan agung dijemput lebih awal kerana rasa cinta dan rinduNya buat dia.
Kain kafan yang menutupi wajah arwah dibuka perlahan mempamer riak muka milik arwah yang tenang dan bersih. Walhal saat ajalnya menjemput arwah berada dalam keadaan sakit yang ditahan demi menenangkan hati para sahabat yang kebimbangan ketika menemaninya di Hospital Perempuan Tengku Zainab,Kota Bharu.
Encik Johari yang sejak tadi berada diluar rumah kerana tidak dapat menahan kesedihan melihat sekujur tubuh kaku milik arwah akhirnya masuk jua ke ruangan tetamu demi menatap wajah si anak buat kali terakhir. Meraung Haikal dan Annie Azirah apabila wajah adiknya yang satu itu teserlah. Seolah-olah tidak percaya dengan apa yang dilihat mereka dihadapan mata. Para sahabat arwah menenangkan kedua mereka supaya pemergian arwah tidak tertahan kerana rasa tidak redha ahli keluarga.
Selepas jenazah arwah selesai dikebumikan di petang hari saat gerimis mengundang seorang sahabat baik arwah yang sentiasa bersamanya kala susah dan senang arwah datang menghampiri ahli keluarga yang sedang bersedih itu.
"Setiap permulaan pasti ada penghujungnya. Begitu juga manusia. Kita semua akan menyusulnya kemudian hanya tidak diketahui siapa yang akan dijemput dahulu. Redhailah apa yang telah ditentukan oleh yang maha menciptakan. Bersyukurlah kepada Allah atas pinjamannya buat kita."
Suara Nur Iman tertahan-tahan. Haikal memandangnya tajam seperti tidak berpuas hati dengan bicara gadis itu. Nur Iman tersenyum sambil menghulurkan sekeping surat putih kepada Puan Julia. Puan Julia teragak-agak menyambutnya. Salah seorang anak kecil disisi Puan Julia berkata,
"Mama! Mama! Kak Ainin tu nak pergi mana? Kenapa dia lambai-lambai kita?"
Nur Iman tersenyum memandang anak kecil itu lalau mengajukan soalan kepadanya semula.
"Kat mana adik nampak Kak Ainin?"
"Tu! Kat situ!"
Jari kecilnya mengunjuk ke satu arah di tanah perkuburan itu. Anak mata Nur Iman menyoroti arah telunjuk anak kecil itu. Lalu dia tersenyum.
"Kak Ainin nak pergi jauh sangat. Dia nak berjumpa dengan penciptanya."
"Siapa?" Anak kecil itu bertanya deras.
"Allah... Allah yang cipta kita semua. Kalau Allah tak cipta kita. Kita tak ada disini."
"Nanti kak Ainin balik tak? Syukri rindula dengan kakak. Dah lama tak jumpa kakak. Kakak jarang balik rumah. Dia asyik duduk kat tempat dia belajar je. Syukri dengan Syahmi selalu tau main dengan kak Ainin. Kak Ainin baik. Dia tak macam kak Annie."
Nur Iman menitiskan air mata. Ya, siapa yang tidak merindui dia. Setiap yang mengenalinya merasai kehilangannya. Dengan sesiapa sahaja dia akan melayaninya dengan baik. Tidak pernah dia membezakan antara sahabat-sahabat dan kenalannya. Setiap masa cerita yang baik-baik tentang keluarganya keluar dari mulutnya yang sentiasa tersenyum. Gadis ayu dan lemah lembut itu menjadi idaman mujahid di bumi Nilam Puri. Namun siapa jua yang tahu apa yang tersimpan rapi di dalam hati.
"Arwah serahkan surat ni buat seluruh ahli keluarganya sebelum arwah mengucapkan kalimah syahadah. Arwah berkirim salam pada semua. Doakanlah hanya yang baik untuk dirinya dan diri kamu semua."
Nur Iman berpesan sebelum dia berlalu meninggalkan ahli keluarga sahabat baiknya itu. Sayu memanjat ruang hatinya. Namun tidak lekang bibirnya memanjat doa buat sahabat yang satu itu. 'Oh Ainin!'



Assalamualaikum...


Ayah....Ibu..... Aku memohon ampun... Aku pergi dulu tanpa khabar. Aku sendiri tidak tahu saat datangnya malaikat meminta nyawaku... Aku merelakan kerana tidak dapat ditunda sesaat atau dipercepat sesaat pun... Saat ini... Beburung berkicau sayu... Air diluar terdengar menitis perlahan... seolah-olah pendengaranku sehingga seluruh alam kedengaran. Saat terhampir ini wahai ayah ibu... Terlintas wajah ayah bonda di ruangan mata... Moga pemergianku nanti diredhai walaupun aku tahu kesedihan itu datang...


Ayah ibu.... Aku tidak mempunyai harta menggunung mahupun senilai wang untuk ditinggalkan buat kamu semua... Ampuni aku wahai kesayanganku... Hanya sedikit perkara yang berbaki tertinggal buat semua yang akan terus berada dialam sana...


Buat ayah....
Aku merinduimu... Saban kali kau pergi meninggalkan kami demi mencari sesuap nasi... Aku akan memandang bayangmu sehingga hilang ditelan kejauhan... Setiap kali itu jua aku berdoa... "Ya Allah, kau peliharalah iman imam kami... Kau pelihara jua dirinya dari sesuatu yang tidak kau redhai... Niatkanlah hatinya untuk redha jua berserah hanya padaMu demi sesuap nasi memikul amanah dariMu... Ya Allah,aku memohon setulusnya dariMu... Kau berkatilah dirinya... Sungguh,aku menyayanginya..." Wahai ayah, anakmu yang satu ini ingin meminta sesuatu darimu... Serasa tidak layak namun hatiku tetap mengingininya... Aku sudah lali dengan kemewahan pemberianmu... Pernah satu tahap aku meminta supaya Allah susahkan aku kerana aku takut aku lupa wahai ayah...aku takut aku lupa dan leka kepada tuhanku setelah nikmatNya atas diriku ini... Ayah,hanya satu permintaanku... Kau imam kami wahai cintaku... Sekiranya buta pemimpin kami maka ke mana hala tuju kami... kemana kau akan membawa kami... Aku meminta wahai ayah... Kau didiklah dirimu sendiri demi membimbing ibu, abang, kakak dan adik-adikku ke arah kemuliaan... Bukan diangkat kerana dunia... Tetapi disanjung kerana cinta... cinta yang tulus suci hanya kepada Allah yang Esa... Ayah, bisakah kau menunaikannya... Aku menanti...


Ibu,
Aku selalu melihatmu berpenat lelah menjaga keluarga... Saat tidurmu kurenung dalam ke wajahmu... Kulihat ketulusan disitu... Tetapi aku jua mengerti erti kelelahan... Air mata ku menitis tidak dapat ditakung lagi oleh kelopak mata... Aku teramat menyintaimu... Kau merupakan insan yang dituntut oleh islam untuk aku jadikan teman dan berbuat baik... Betapa tingginya martabatmu wahai ibu... Tetapi janganlah kau menurunkan darjatmu sehingga tiada pandangan Allah buatmu... Teruskanlah menjalankan tanggungjawabmu sebagai seorang isteri dan seorang ibu... Lena malamku tidak indah andai tidak aku bermimpi tentangmu saat jauh ini... Ibu, andai kau berasa lemah kembalilah kepada Allah... Dia tempat kau bergantung sepenuhnya... Bukan insan mahupun yang lain... Hanya Allah! Hanya Dia tempat terbaik buatmu....


Abang,
Aku memerhatimu... sering aku melihat tingkahmu... Setiap gerak gerimu menjadi tarikan buat mataku... Aku lihat kau sebagai asetku bagi membantu jalan permujahadahanku.... Kau khalifah wahai pemuda! Tidak pernah aku melihat dirimu dengan pandangan penghinaan... Tidak jua aku menyalahkan dirimu kerana kelalaianmu... Sebaliknya aku berasa malu... saat sihatku tidak mampu aku mengembalikan kau kepada fitrah insan... Aku menghukum diriku saban waktu... Ya Akhi, aku sangat menyayangimu... Sudikah kau mendengar rintihanku... Setiap kali kau keluar bersama teman-temanmu... Hatiku mula resah... Apakah yang kau lakukan bersama temanmu berhibur di luar sana... Abang, aku menyayangimu... Tidak mahu sedikitpun terusik dirimu dengan calitan api neraka... Aku resah... Aku takut dipertanggungjawabkan diri ini atas kegagalanku membawa engkau pulang... Saat kau tersenyum memandangku... Saat kau kucup lembut pipi ini... Saat gurau senda bersamamu memenuhi segenap ruang syurga keluarga... Aku bahagia... Namun mengapa kini kau pergi jauh meninggalkan semua kenangan ini... Aku merindui semua itu... Abang, ibu pernah mengucap kata ini padaku kala subuh hari, "dulu abang paling rapat dengan ibu sehinggakan tidur pun tidak mahu terpisah... Tapi kenapa sekarang dia yang paling jauh..." Saat luahan itu menyentuh pendengaranku... Aku terus melangkah kaki meninggalkan ibu kerana mataku memaksa untuk mengalirkan air mata.... Dimana kau pergi bersama tanggungjawabmu wahai anak lelaki... Abang,aku tahu kau menyayangiku... Apatah lagi diriku... Cinta dan kasihku padamu menggunung tinggi... tidak sanggup kulihat dirimu dikecam gelombang cinta dunia... Kembalilah sayangku... Kembali kepada fitrahmu....


Wahai kakak yang aku kasihi,
Aku tahu pemergianku menjadi kesedihan yang panjang buatmu... Namun ingatlah kakakku... Aku pergi bertemu cinta teragungku... Mengapa perlu bersedih... sebaliknya bergembiralah dengan apa yang bakal aku kecapi... Redhailah apa adanya... Kakakku, rasa malu seorang wanita itu bukanlah apabila dia tersipu pabila diusik maupun dipuji... Kakak,rasa malu itu hanya apabila dalam hati seorang wanita itu ada rasa yang sangat bimbang baginya melanggar batasan tuhan... Malu itu juga apabila dalam hatinya hanya ada cinta kepada yang menciptakan hati itu sendiri... Tidak sekali-kali dia menyerahkan hatinya pada insan yang hanya bertaraf seorang hamba... Jua apabila dia menghiasi dirinya dengan akhlak seorang muslimah dan peribadi seorang hamba... Apabila ada rasa itu dalam hatimu... Maka tersimpan rapi dalam hati kecilmu untuk mudahnya menjaga dirimu dari panahan kejahatan... Benar kakakku! wanita adalah fitnah terbesar buat lelaki... Jangan kau biarkan dirimu terjerumus sebagai fitnah dunia buat adam... Kasihanilah dirimu dan diri mereka... Kakak yang aku kasihi, bukalah bungkusan yang aku kirimkan buatmu... Didalamnya aku hadiahkan khas buatmu... Senaskhah al-quran itu kau jadikanlah temanmu yang paling rapat sentiasa dia tidak lekang dari sisimu... Bacalah surat cinta Allah buat dirimu itu selalu...Indah bait kata didalamnya pernah menjadikan aku terpesona... Kau hayatilah ia... Moga kau juga akan terpesona dengannya sehinggakan kau inginkan hanya ia yang sentiasa menemanimu saban waktu...Sepasang salinan untuk solat kau gunakanlah ia sebaiknya... Jua tudung litup serta jubah-jubah itu kau jadikanlah sebagai pakaianmu...


Buat semua ahli keluargaku...
Tidak ada yang lebih tinggi bagi seseorang itu melainkan hanya redha Allah buat dirinya... Salam sayang buat semua... Aku pergi dulu...
Wassalam....


Ainin Azirah


Kelam pandangan Puan Julia. Pipinya dibasahi dengan titis air mata yang tidak henti-henti mengalir. Begitu mulia anak yang satu ini namun yang satu ini jualah Allah tarik lebih awal darinya. Kenapa semasa hayat anak itu sentiasa dia dipersenda dan dihina sedangkan kasih dan cintanya pada mereka lebih dalam dari air di lautan, lebih tinggi dari awan di kaki lelangit. 'Aininku sayang....'
Encik Johari dan anak-anaknya melayani rasa keinsafan. Lautan air mata mula membanjiri pipi. Ya, Ainin Azirah akan menjadi ingatan masa depan dan kenangan masa lalu.


Luahan seorang mujahidah....

Wahai manusia...
Saat itu bergema suara azan berkumandang...
Bergelombang bacaan Quran bersahut-sahutan...
Megah!
Megah Islam teserlah mempamer kehebatan...
Wahai manusia...
Saat ini bergema suara nyanyian berkumandang...
Bergelombang bacaan kotor bersahut-sahutan...
Megah!
Megah kejahiliyahan mempamer kerakusan...
Wahai insan-insan bernama Islam...
Dulu mereka mengangkat panji kebanggaan...
Islam! Islam hayatuna!
Wahai insan-insan bernama Islam...
Kini kau mengangkat panji kemenangan...
Dunia! Dunia hayatuna...
Berdiri setiap bulu roma...
Mendengar laungan,
Allahuakbar! Lailahaillallah! Lailahaillallah!
Aku bangga mendengarnya...
Aku kagum menghayatinya...
Islam hidup disegenap ruang lingkup dunia...
Menjadi kegerunan sang kuffar memandang...
Namun mengapa kita gerun kini...
Sedangkan kita mempunyai kekuatan sedunia...
Mereka hanya kecil sehalus kuman...
Kembalilah wahai khalifah-khalifahku...
Kembalikan yang telah hilang...
Rebut kembali hak insan...
Jangan kau biarkan kemudharatan...
Berleluasa memusnah bumi tuhan...
Janganlah kau tunggu lagi...
Aku menyeru... Ayuh!!
Dapatkan fi sabilillah...
Aku akan menjadi pendamping...
Turut serta mendirikan...
Nur Islam yang kian kelam...

Aku hanya hamba,
_Kaetrinasalwa_


Tuesday, August 17, 2010

Bila aku rasa kecundang....


Aku mula rasa tak senang duduk.....Penat menguasai diri....Ahhhhh.....kadang-kadang keluar kata-kata keluhan dari bibir ini...Ya tuhan....aku mulai lelah....semput dengan suasana ini...apakah aku masih bisa meneruskan perjuangan ilmu ini...wahai teman-teman....Aku merindui saat persekolahan di sekolah menengah dan rendah kita dahulu....saat aku mengenal apa itu jatuh bangun,usaha,kecewa dan kejayaan....semua kemanisan berteman bermula disitu....hm....aku masih ingat saat kejatuhan imanku ketika waktu itu...ahhhhhh......malunya aku mengingatinya semula................oh tidak!!!!!!!!!!..............aku malu...pada diriku sendiri.. sahabat2... dan yang paling utama aku sangat malu dengan Rabbku....YA Allah,ampuni aku...malu menyelinap di segenap ruang lingkup diri ini...andai bisa diputarkan kembali masa yang berlalu...pasti aku akan membersihkan setiap kelompangan yang telah aku lakukan dahulu...pakaianku....akhlakku...bicaraku...tidak menggambarkan aku seorang wanita muslimah sebenar...Ya Allah,dimana Kau tempatkan aku ketika itu...Aku melupakanMu tetapi Kau masih menyintai aku...Kau bawa aku pulang untuk terus setia disisiMu...Layakkah aku...... Bila aku sampai di sini...pelbagai ujian mendampingiku...Seorang lelaki yang aku anggap sebagai seorang kawan biasa...membuat aku gila...bila kuterpandang wajahnya...benci mula menguasai diri... kukawalkan jua perasaanku supaya amarah tidak menguasai diri...apa salahku kau perlakukan aku bergitu???????.... Ya,dia mempunyai perasaan padaku...apabila cintanya ditolak kerana aku tidak mahu kecundang lagi maka egonya mengatasi batas kewarasannya...aku bersabar selama ini dengan setiap perlakuannya... Apa yang dia lakukan padaku cukup membuat aku malu....waimah hanya berjalan ke mana sahaja....seolah-olah ada mata-mata liar sedang memandang dan mengatakan sesuatu yang tidak enak mengenaiku...knp???jahat sangatkah aku kerana menolakmu??....aku diamkan diri saat kau khabarkan kepada semua teman-temanmu...gambaranmu seolah-olah aku ini insan paling jahat kau pernah kenal dalam dunia ini.... Ya Allah,aku perlagukan kalammu... "Wahai orang-orang yang beriman,apakah kau mengatakan kau sudah beriman sedangkan kau tidak di uji.." Ya tuhanku,kalammu menjadi pendampingku...memujuk hati ini kala resah...menghibur jiwa kala ia rasa kecundang....

Monday, August 9, 2010

Bicara cinta3segi…


Bila hati mula dikotori benci siapa yang akan mendengar. Pasti seluruh alam akan mengatakan,’Sungguh,kau silap!’ Hati hanya mampu merintih mengharap redha Ilahi. Mengadu segala hal kepadaNya yang maha mengetahui. Terdetik di hati sendiri, ‘Sudah berada dalam keadaan yang memeritkan barulah kembali mengingati tuhan!’ Hati seolah-olah mengutuk diri sendiri. Malu mula menyerbu ruhiyyah dan jasadiyyah. Apakah aku merupakan hamba yang lupa. NikmatMu melimpah ruah namun aku leka. ‘Ya Allah,kau tariklah seluruh kesenangan ini andai ini akan membuat aku hampir kepadaMu. Jatuhkanlah seluruh kesusahan dunia kepadaku andai ini akan menjadikan aku mampu berada di sisiMu selamanya.’ Hati mula merintih. Kesyukuran menyerbu jiwa. ‘Ya Allah,kau pujuk hatiku dengan kasih sayangMu, masih lagi Kau menyintai aku sedang aku pernah berpaling dariMu’.

Cinta itu cahaya sanubari

Dan di mana terciptanya cinta

Di situ rindu bermula

Cinta itu tidak pernah meminta

Tetapi memberii sepenuh rela

Rasa bahgia biarpun sengsara

Bekorban segala-gala

Semua hanya kerana cinta

Yang pahit manis dirasa

Menghibur nestapa,merawat luka,damai di jiwa

Terpadam api benci permusuhan

Terjalinlah kasih sayang

Begitulah cinta yang diidamkan

Tanpa nafsu yang mencemarkan

Dan jangan pula kerana bercinta

Kita pun leka entah kemana

Dan jangan pula kerana bercinta

Tergadai semua maruah agama

Cinta sejati hanya cintakan Ilahi

Cinta ayah bonda tulus suci selamanya

Cinta sesama saudara masa berada hanya sementara

Cinta sesama insan suburkan dengan ketakwaan

Hatinya sayu mendengar dendangan lagu tersebut. Serasa dirinya kerdil dan hina. Bagaimana tinggi dia menyanjung cinta pada sang kekasih akhirnya cinta manusia membunuh hatinya sendiri. Ketidakpastian itu hanya mengundang barah yang semakin parah didalam dada. Kedengaran pintu biliknya dibuka. Lekas Kaetrinasalwa menyeka air mata yang membasahi pipi. Puan Arbakenah menghampiri anak gadisnya sambil tersenyum memandang wajah tulus yang masih memerah itu. Walau disimpan sehingga ke dasar hati yang paling dalam sekalipun, Puan Arbakenah masih dapat mengesan apa yang sedang dihadapi oleh satu-satunya anak perempuan yang dimiliki untuknya saling berkongsi perasaan sebagai wanita.

“Sayang,tak nak kongsi dengan mama?”

Puan Arbakenah masih tersenyum. Bahu Kaetrinasalwa dipeluk erat. Kaetrinasalwa masih tunduk memandang lantai. Terasa tilam empuk yang diduduki bagai batu kerikil yang mencucuk sehingga perlakuannya nampak kurang senang dengan pertanyaan itu. Dahinya berkerut-kerut menahan agar matanya tidak menurunkan hujan yang pasti menyebabkan banjir yang tidak akan turun surutnya. Puan Arbakenah memahami keadaan anak kesayangannya itu. ‘Mungkin adik masih belum bersedia untuk bercerita.’ Hati kecil Puan Arbakenah berbisik.

“Adik,mama tak paksa adik untuk cerita masalah sayang dengan mama. Tapi anak mama sayang ni jangan mengurung diri dalam bilik berterusan. Mama dengan papa risau tengok keadaan adik macam ni.”

Puan Arbakenah mula meluahkan rasa sebagai seorang ibu. Ya,ibu mana yang sanggup melihat anaknya berkelakuan begitu. Pasti sesuatu yang berat sedang dihadapi apatah lagi buat anak gadisnya yang sedang meningkat dewasa. Sebagai seorang ibu juga, Puan Arbakenah sangat merindukan senyum tawa dan cerita-cerita yang sering membuatnya tidak kering gusi kala bersama anak kesayangannya itu. Puan Arbakenah bangun berlalu meninggalkan anaknya yang masih membatu di sudut katil.

Kedengaran pintu ditutup rapat. Setitis demi setitis air matanya turun lagi membasahi pipi. Ditahan jua perasaannya walau terasa diri ingin menjerit sekuat hati meluahkan segala rasa yang membuku di jiwa. Sudah tidak tertanggung lagi baginya namun demi menjaga hati seorang ibu maka ternoktah niatnya mahu meringankan beban di bahu. ‘Maafkan adik,mama.’

Renungannya jauh mengenang kisah kelam dalam hidupnya. Dalam diam ditanggung derita sendirian. Cuti persekolahan sepatutnya menjadi satu kegembiraan buat sesiapapun yang bergelar pelajar namun tidak buat Kaetrinasalwa. Dirinya hanya menghitung hari bilakan tiba saat persekolahan bermula. Kesunyian semakin menular dalam dirinya beraja bersama kisah sedih dan duka lara. Wajah Nur Zikhan, Siti Mastura dan sahabat-sahabat yang lain mula bermain ditubir mata. Gelak tawa dan senda gurau bersama mula dirindui. Matanya memandang kalendar kecil tergantung di sudut bilik.

“Lamanya lagi nak tunggu seminggu ni!”

Kaetrinasalwa mencampakkan tubuhnya ke atas katil. Matanya berlinang lagi sambil memandang sepi gantungan sepasang pelita kecil bewarna biru di atas meja disisi katilnya. Nafasnya turun naik menahan kesakitan yang bertapak didalam dada.

“Sayang, kenapa awak tinggalkan saya……”

Titik jernih semakin rancak menuruni pipi gebunya. Entah bila akan berganti musim. Dirinya menyepi lagi berkurung lama di dalam bilik tanpa makan dan minum. Wajahnya kusam tidak terurus. Cengkung dan memberi kesedihan kepada sesiapa sahaja yang melihat. Kaetrinasalwa memejamkan matanya rapat. Air matanya masih mengalir. Diam,diam dan terus diam.

“Saya nak awak jaga pelita biru ni sepertimana awak jaga perhubungan kita. Sayangi dan hargailah pelita ni sepertimana juga awak menyayangi diri saya.”

Kaetrinasalwa tersenyum manis membaca bait-bait kata indah yang terkarang dalam warkah cinta dari sang kekasih. Akmal Hafizi, seorang pelajar yang menjadi kegilaan pelajar-pelajar perempuan di sekolah. Beperwatakan menarik dan menyandang jawatan sebagai ketua pelajar di Sekolah Agama Tinggi Tanjung Karang. Genap setahun perhubungan mereka sebagai pasangan kekasih. Siapa yang tidak mengetahui kisah perhubungan mereka pasti akan dikatakan sebagai ketinggalan zaman. Percintaan mereka seolah-olah bahan hangat yang mesti diketahui perkembangannya dari semasa ke semasa. Apa sahaja yang mereka lakukan akan menjadi perhatian ramai orang. Tidak ketinggalan para guru di sekolah juga sibuk bercerita tentang mereka sehingga mereka mendapat gelaran ‘The best couple of the year.’ Kedengaran lucu namun bagi Kaetrinasalwa itu semua tidak penting. Apa yang penting adalah perhubungan mereka kekal bahagia walaupun kadangkala terdengar suara-suara sumbang pelajar perempuan lain yang mencemuh. Mungkin kerana cemburu. Mana tidaknya, seorang pelajar tingkatan dua menarik hati senior yang memenangi barisan lelaki paling popular di sekolah.

Kini Akmal Hafizi berada dalam tingkatan lima manakala Kaetrinasalwa berada dalam tingkatan tiga. Masing-masing sibuk hendak berhadapan dengan peperiksaan besar yang bakal menjelma. Persediaan kukuh sedang dibina namun masih tidak lupa untuk menyemai kasih sayang antara mereka. Kadangkala mereka berjumpa juga untuk melepas rindu tersimpan.

“Awak sayangkan saya?” Renungannya tajam menusuk ke dalam dada Kaetrinasalwa.

“Tentulah saya sayangkan awak. Saya sayangkan awak sangat. Awak cinta pertama saya dan saya berharap awak adalah cinta terakhir saya. Jangan tinggalkan saya…”

Wajah Kaetrinasalwa kelihatan lembut menenangkan jiwanya. Akmal Hafizi meraup wajah sambil menghembus nafas berat.

“Sayang, betul ke awak akan setia dengan saya?”

“Tentulah saya akan setia dengan awak,sayang. Saya sayangkan awak sangat. Saya nak awak selalu berada di sisi saya.” Kaetrinasalwa memberi penjelasan.

Akmal Hafizi tersenyum. Hatinya tenang mendengar kata-kata kesayangannya. Entah mengapa, ada sesuatu dalam diri Kaetrinasalwa yang menarik hatinya. Tidak ada yang memiliki selain dari Kaetrinasalwa. Namun dia sendiri tidak pasti apakah ia. Akmal Hafizi memandang wajah bersih Kaetrinasalwa. Terlalu banyak perkara yang telah dikongsi bersamanya selama perhubungan mereka yang telah berusia setahun lebih. Banyak perkara tentang dirinya diketahui oleh gadis ayu di hadapannya itu. Segala-galanya dikongsikan bersama. Kasih Kaetrinasalwa tulus buat dirinya. Kadangkala cemburu menyelinap jua dalam diri kerana ada mata-mata nakal yang mengerling ke arah Kaetrinasalwa. Usikan-usikan pelajar lelaki lain kerap kali mengundang kepanasan dalam hatinya. Tidak dinafikan, Kaetrinasalwa mempunyai wajah indah yang pasti memukau sesiapa sahaja yang melihatnya. Sepasang mata galak dan anak matanya yang bewarna coklat cair sering membuatkan Akmal Hafizi tidak mahu mengalih perhatian dari memandang wajah Kaetrinasalwa ketika mereka berjumpa. Hidung mancung yang terletak dan bibir manis yang sentiasa tidak lokek dari senyuman terselit pula tahi lalat kecil di bahagian bawah bibir sebelah kanan serta sepasang lesung pipit kerap kali membuatkan Akmal Hafizi tidak lena tidur malam.

Terasa berat baginya ingin berpisah dengan Kaetrinasalwa. Tinggal seminggu lagi cuti persekolahan akan bermula. Peperiksaan Penilaian Menengah Rendah (PMR) yang diduduki Kaetrinasalwa telah lama berlalu. Hanya menanti hari peperiksaan Sijil Pelajaran Malaysia (SPM) yang akan menentukan arah tuju hidupnya. Hari-hari yang berlalu bagai menggegarkan dunianya. Kerisauan menguasai diri. Masih Kaetrinasalwa menjadi penenang hati. ‘Kaetrinasalwa,andailah jika kau tiada…’ Matanya menitiskan air jernih. Kerinduannya pada Kaetrinasalwa pasti menggunung. Sementara itu, Kaetrinasalwa juga mengira-ngira hari yang masih berbaki. Dia juga turut berduka dengan hari terakhir mereka untuk bersama menanam kenangan indah di tempat pertemuan mereka yang mengikat perhubungan cinta dua hati yang bakal kunjung tiba. Sudah menjadi adat setiap yang bermula pasti ada penghujungnya.

Assalamualaikum w.b.t.,

Sayang,apa khabar awak di sana? Saya berharap awak sentiasa berada dalam keadaan sihat di samping sahabat-sahabat seperjuangan. Sudah beberapa hari ini, saya tidak melihat kelibat awak. Mungkin awak terlalu sibuk dengan hari peperiksaan yang bakal tiba. Ya, saya sangat merindui awak. Saya teramat rindukan awak. Belum lagi berpisah sudah begini rasanya bagaimana pula apabila sudah berjauhan nanti. Saya takut untuk berpisah dengan awak. Sayang, adakah awak akan terus menyintai saya dan menjaga perhubungan kita sehingga ke akhir hayat kita? Saya tahu,kita masih muda. Perjalanan hidup kita juga masih jauh. Oleh sebab itulah saya berasa sangat risau. Mampukah awak untuk terus setia dengan saya? Setelah awak melangkah ke alam universiti masihkah awak akan menyintai saya sepertimana awak menyintai saya sekarang? Saya bimbang,sayang… Berikanlah keyakinan buat saya. Saya tidak mahu lelaki lain. Awaklah satu-satunya lelaki yang ada dalam hati saya. Saya mengharap pada awak,sayang. Sayang, saya berharap awak berusaha bersungguh-sungguh. Semoga kasih dan rindu serta doa saya mengiringi awak. Saya juga mengharap kejayaan untuk awak. Semoga berjaya sayang. Selamat menduduki peperiksaan.

Salam sayang dan rindu buat Akmal Hafizi,

Kaetrinasalwa


Akan bersambung...............

Kau sahabatku kau teman sejati....

Ya Allah, andai ini ujianMu...
Aku meredhainya ya Allah...
Ya Allah...
Hadir dirinya dalam perjalanan kami...
Menjadi pengubat kesengsaraan...
Menjadi madu dalam sebuah kegembiraan...
Ya Allah...
Kau kurniakan dia buat kami...
Satu anugerah yang tidak ternilai...
Kehilangannya satu kekurangan yang amat dirasai...
Ya Allah...
Permudahkanlah jalannya mencari cinta agungMu...
Pemergiannya diredhai dalam esak tangis kesedihan...
Tetapi Kau Maha Tahu kami hanya hambaMu amat dhaif diri ini...
Dalam kesedihan ini...
Terselit rasa syukur kerana Kau meminjamkannya buat kami...
Walau masih belum puas untuk kami melihat senyum tawanya...
Ya Allah...
Kau peliharalah dirinya...
Moga Kau tempatkan dia insan gemilang...
Dalam kalangan hamba-hambaMu yang beriman dengan sebenar-benar iman...
Jujur, kami merinduinya...
Salam sayang dan rindu buat teman...
Allahyarham Muzakkir Nur Shafiq bin Mesni...

Adakah....

Aku mula rindu dengan kehidupanku di kampung... Bunyi deruan enjin kereta dan jerit pekik orang ramai semakin mengusutkan jiwaku yang sudah sedia teserlah kekusutannya. Aku hidu bau angin yang menderu menyapa pipi bersama hinggapan debu dan habuk-habuk kotoran. Aku ingin pulang.... Bersama keluarga menikmati juadah berbuka pada ramadhan yang pertama... Ibu,aku amat merinduimu.. Kenapa tika kau hadir disini tidak kau jengukkan wajahmu untuk melihat anak gadismu yang satu ini... Oh,ibu... Sampainya hatimu... Hati bagai dipagut rajuk yang panjang namun tika berbicara dengan ibu tidak kutampilkan rasa yang menggunung dijiwa... Aku sedih tapi apakan daya... Aku cuba memahaminya... Ramadhan bakal tiba... Masih aku di bumi tarbiah Nilam Puri menikmati juadah ilmu setiap hari bermula terbitnya mentari hingga hilang bayangnya di ufuk barat... masih lagi matahari terbit di situ... Aku juga masih tetap disini... Setia mengira hari-hari yang makin berlalu meninggalkan aku terkapai-kapai... Ah,terasa tubuh semakin hilang isinya... Selera ku bagai sudah kembali menunggu di atas meja hidangan ibu untukku... Aku tetap jua di sini... Menanti dan terus menanti... Ramadhan, lama kunanti ketibaanmu... Ke mana kau menghilang pergi... Saban ketika kau pasti pergi dan akan kembali semula menemuiku disini... Kali ini adalah kali terakhir aku menemuimu di tanah bertuah ini... Andai Allah masih meneruskan hayatku aku akan ketemu denganmu di tanah yang lain... Yang pasti, aku tidak akan disini lagi...
Yang pasti, kan ada insan yang merinduiku disini... Siapakah dia.....

Tuesday, August 3, 2010

Dia masih menyintaiku...

Semalam aku putus hubungan dengannya kerana dia mempunyai wanita lain... Aku sangat2 kritikal saat itu... Merasakan diri terlalu hina hinggakan dia sanggup menduakan aku... Aku terjerumus dalam lembah kekecewaan... Kecewa dan terus kecewa tanpa aku peduli siapa yang berada di sisiku... Tiba aku terdengar jeritan di hujung kalam seorang sahabat... Andai Allah tarik satu nikmat yang sangat kita cintai pada hari ini tidak bermakna Allah hendak membiarkan kita terus kecewa... Sesungguhnya Allah mahu kita kembali mengingatiNya...Pada hari esok pula,Allah akan mengurniakan kita nikmat dan hadiah yang lebih baik yang pernah dihadiahkanNya untuk kita... Allah menarik sesuatu untuk memberikan sesuatu yang lebih baik... Ya Allah, Kau masih setia menanti untuk aku menyintaiMu dengan cinta dan rinduMu buatku sedang aku hanyut dibuai mimpi kelam dan leka dariMu...Ya Allah, ampunilah aku... Cintailah Allah yang sedang setia menantimu... Jangan terlewat menyedari cintaNya... Pasti kau akan kecewa... Cinta suci untukmu akan berlalu...

Antara Dua Kasih...

Perempuan yang suci adalah perempuan yang dijaga oleh Allah...
Tidak sedikitpun Allah membenarkan mana-mana lelaki menyentuhnya walaupun hatinya...
Kerana Allah teramat menyintainya...
Tetapi apabila kita bergelumang dengan cinta lelaki...
DIMANA ALLAH UNTUK MENJAGA KITA??
Allah seolah-olah melepaskan kita kepada seorang manusia yang lebih banyak mengecewakan kita...
Jika Allah datangkan kesedaran supaya meninggalkan cinta seorang lelaki...
Bermakna Allah mahu mengambil kita kembali untuk dijagaNya...
Mengapa masih ragu-ragu??
"KEKUATAN USAH DITUNGGU TETAPI HARUS DICARI..."
Hargailah di atas kesempatan yang Allah berikan...

Monday, July 26, 2010

Kasih antara kita...

Bila jiwa mula mengecapi keindahan cinta,harta dan senang... Apa yang perlu dikejar lagi...
Adakah ia sudah sempurna buat kita...
Hanya dengan 3 perkara,mampukah kita meneruskan hidup...
Persoalannya....
Bukan didunia semata-mata...
Namun bicara kata dan hantaran apa yang hendak kita persembahkan kepada sang Maharaja...
Dengan tangan kosong datang menyembah...
Siapakah kita............di hari akhir nanti....