Monday, November 29, 2010

Soalan Maut dari Paderi power....


Seorang pemuda yang dikejutkan oleh mimpinya supaya pergi ke gereja Samaan. Tiga kali mimpinya itu berulang. Lalu ia bersiap sedia dengan pakaian dan cara yang diberitahu dalam mimpinya.
Ia masuk ke gereja Samaan tanpa disedari oleh Paderi-paderi yang hadir. Dia sama-sama menanti kedatangan ketua Paderi. Setelah ketua Paderi datang, ketua Paderi itu tidak dapat berucap. Dia tahu ada orang lain, orang Islam di dalam gereja itu. Katanya, " ada orang yang percaya kepada Syariat Muhammad di dalam gereja ini."
Semua paderi menjadi gempar dan mereka mahu orang itu di bunuh. Namun ketua paderi menghalang, sebaliknya ketua paderi meminta orang itu bangun supaya mereka dapat mengenalinya.Sebaliknya pemuda itu pun bangun, tanpa rasa takut.
Paderi berkata, "Aku akan mengajukan kepada anda 22 pertanyaan Dan anda harus menjawabnya dengan tepat. "
Si pemuda tersenyum Dan berkata, "Silakan!"
Sang paderi pun mulai bertanya, "Sebutkan satu yang tiada duanya, dua yang tiada tiganya, tiga yang tiada empatnya, empat yang tiada limanya, lima yang tiada enamnya, enam yang tiada tujuhnya, tujuh yang tiada delapannya, delapan yang tiada sembilannya, sembilan yang tiada sepuluhnya, sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh, sebelas yang tiada dua belasnya, dua belas yang tiada tiga belasnya, tiga belas yang tiada empat belasnya."
"Sebutkan sesuatu yang dapat bernafas namun tidak mempunyai ruh! Apa yang dimaksud dengan kuburan berjalan membawa isinya? Siapakah yang berdusta namun masuk ke dalam syurga? Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah namun Dia tidak menyukainya? Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dengan tanpa ayah Dan ibu!"
"Siapakah yang tercipta dari api,siapakah yang diazab dengan api Dan siapakah yang terpelihara dari api? Siapakah yang tercipta dari batu, siapakah yang diazab dengan batu Dan siapakah yang terpelihara dari batu?"
"Sebutkan sesuatu yang diciptakanAllah Dan dianggap besar! Pohon apakah yang mempunyai 12 ranting, setiap ranting mempunyai 30 daun, setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah naungan Dan dua di bawah sinaran matahari?"
Mendengar pertanyaan tersebut, pemudaitu tersenyum dengan keyakinan kepada Allah.
Setelah membaca Bismillah dia berkata,
-Satu yang tiada duanya ialah Allah s.w.t..
-Dua yang tiada tiganya ialah Malam dan Siang. Allah s.w.t. Berfirman, "Dan Kami jadikan malam Dan siang sebagai dua tanda (kebesaran kami)." (Al-Isra': 12).

-Tiga yang tiada empatnya adalah kesilapan yang dilakukan Nabi Musa ketika Khidir menenggelamkan sampan, membunuh seorang anak kecil Dan ketika menegakkan kembali dinding yang hampir roboh.
-Empat yang tiada limanya adalah Taurat,Injil, Zabur Dan al-Qur'an.
- Lima yang tiada enamnya ialah Solatlima waktu.
-Enam yang tiada tujuhnya ialah jumlahHari ketika Allah s.w.t. Menciptakan makhluk.
-Tujuh yang tiada delapannya ialah Langit yang tujuh lapis. Allah s.w.t. Berfirman, "Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Rabb Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang." (Al-Mulk: 3).
-Delapan yang tiada sembilannya ialah Malaikat pemikul Arsy AR-Rahman. Allah s.w.t. Berfirman, "Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada Hari itu delapan orang malaikat men-junjung 'Arsy Rabbmu di atas (kepala) mereka." (Al-Haqah: 17).
-Sembilan yang tiada sepuluhnya adalah mu'jizat yang diberikan kepada Nabi Musa yaitu: tongkat, tangan yang bercahaya, angin topan, musim paceklik, katak, darah, kutu Dan belalang.*
-Sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh ialah Kebaikan. Allah s.w.t. Berfirman, "Barang siapa yang berbuat kebaikan maka untuknya sepuluh kali lipat." (Al-An'am: 160).
-Sebelas yang tiada dua belasnya ialah jumlah Saudara-Saudara Nabi Yusuf .
-Dua belas yang tiada tiga belasnya ialah Mu'jizat Nabi Musa yang terdapat dalam firman Allah,
"Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman, 'Pukullah batu itu dengan tongkatmu.' Lalu memancarlah daripadanya dua belas Mata air." (Al-Baqarah: 60).
-Tiga belas yang tiada empat belasnya ialah jumlah Saudara Nabi Yusuf ditambah dengan ayah Dan ibunya.
-Adapun sesuatu yang bernafas namun tidak mempunyai ruh adalah waktu Subuh. Allah s.w.t. ber-firman, "Dan waktu subuh apabila fajarnya mulai menyingsing. " (At-Takwir: 18).
-Kuburan yang membawa isinya adalah Ikan yang menelan Nabi Yunus AS.
-Mereka yang berdusta namun masuk kedalam surga adalah saudara-saudara Nabi Yusuf , yakni ketika mereka berkata kepada ayahnya, "Wahai ayah kami, sesungguhnya kami pergi berlumba-lumba dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barangkami, lalu dia dimakan serigala. " Setelah kedustaan terungkap,Yusuf berkata kepada mereka, " tak ada cercaan terhadap kamu semua." Dan ayah mereka Ya'qub berkata, "Aku akan memohonkan ampun bagi muka pada Rabbku. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang ." (Yusuf:98)

-Sesuatu yang diciptakan Allah namun tidak Dia sukai adalah suara Keldai. Allah s.w.t. berfirman, "Sesungguhnya sejelek-jelek suara adalah suara keldai." (Luqman: 19).
-Makhluk yang diciptakan Allah tanpa bapa dan ibu adalah Nabi Adam, Malaikat, Unta Nabi Shalih dan Kambing Nabi Ibrahim.
-Makhluk yang diciptakan dari api adalah Iblis, yang diazab dengan api ialah Abu Jahal dan yang terpelihara dari api adalah Nabi Ibrahim. Allah s.w.t. berfirman, "Wahai api dinginlah dan selamatkan Ibrahim." (Al-Anbiya': 69).
-Makhluk yang terbuat dari batu adalah Unta Nabi Shalih, yang diazab dengan batu adalah tentara bergajah dan yang terpelihara dari batu adalah Ashabul Kahfi (penghuni gua).
-Sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap perkara besar adalah Tipu Daya wanita, sebagaimana firman Allah s.w.t.? "Sesungguhnya tipu daya kaum wanita itu sangatlah besar." (Yusuf: 28).
-Adapun pohon yang memiliki 12 ranting setiap ranting mempunyai 30 daun, setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah teduhan dan dua di bawah sinaran matahari maknanya: Pohon adalah Tahun, Ranting adalah Bulan, Daun adalah Hari dan Buahnya adalah Solat yang lima waktu, Tiga dikerjakan di malam hari dan Dua di siang hari.
Paderi dan para hadirin merasa takjub mendengar jawapan pemuda Muslim tersebut. Kemudian dia pun mula hendak pergi. Namun dia mengurungkan niatnya dan meminta kepada paderi agar menjawab satu pertanyaan saja. Permintaan ini disetujui oleh paderi.
Pemuda ini berkata, "Apakah kunci syurga itu?"
mendengar pertanyaan itu lidah paderi menjadi kelu, hatinya diselimuti keraguan dan rupa wajahnya pun berubah. Dia berusaha menyembunyikan kebimbangannya, namun tidak berhasil. Orang-orang yang hadir di gereja itu terus mendesaknya agar menjawab pertanyaan tersebut, namun dia cuba mengelak.
Mereka berkata, "Anda telah melontarkan 22 pertanyaan kepadanya dan semuanya dia jawab, sementara dia hanya memberi cuma satu pertanyaan namun anda tidak mampu menjawabnya! "
Paderi tersebut berkata, "Sesungguh aku tahu jawapannya, namun aku takut kalian marah."
Mereka menjawab, "Kami akan jamin keselamatan anda. "
Paderi pun berkata, "Jawapannya ialah: Asyhadu An La Ilaha Illallah Wa Wa Asyhadu Anna Muhammadar Rasulullah. "
Lantas paderi dan orang-orang yang hadir di gereja itu terus memeluk agama Islam. Sungguh Allah telah menganugerahkan kebaikan dan menjaga mereka dengan Islam melalui tangan seorang pemuda Muslim yang bertakwa.
(Di petik dan disusun dari Mausu'ah al-Qishash al-Waqi'ah )

Friday, November 26, 2010

Rindu Pada Dia.....


Ana mengenali insan ini ketika hari pertama ana memasuki alam persekolahan... Mama dan abah tak hantar ana masuk tadika sebab mereka kata, "Masuk tadika bukan belajar sangat pun, main je banyak nanti...." Ana sendiri pun tak tahu. Betul ke? Yela kot... Sebenarnya ana dah lama nampak insan istimewa ni... Selalu nampak dia main buaian n kejar2... Hari pertama ana terkial2 xkenal sape2 pun kat dlm kelas darjah 1 time 2... Memang lonely sangat... Siapa sangka dia orang pertama yang tanya nama ana... Dia suruh ana panggil dia alang je.. Bukan tak ada kawan yg ana sedia kenal cuma kwn ana 2 lebih selesa bramah mesra dgn kwn2 lmeny dari tadika... Hurm... Ana sayang sangat dengan dia... Masa darjah enam, maklumlah... Perangai still xmatang... Budak2 blom baligh ag...mne ade prasaan... yang kami tahu, jalani hidup dgn bahagia n main.... Lepas habis pekse UPSR n PSRA ana n kawan2 1 kelas mghabiskan masa yang free dgn main btu seremban, lubang tikus, getah n mcm2 lagi... Pernah 1 ketika 2 kami dilarang main konda kondi kat blakang bangunan kelas sebelum pekse... Ustazah cakap kalau nak main, main lepas pekse... Jadi bila lepas pekse memang pulun main konda kondi puas2.. Ustazah pun tak boleh nak cakap ape... sbb kami memang ank murid ustazah yang paling kuat bodek...we love ustazah Latifah... Guru kelas kami time 2... Satu hari, sorang kawan yang duduk dekat ngn kwsan sekolah bwk tikar... maka dgn segala kemudhn yg ade kami pun main baring2 kat belakang kelas... Dalam kelas darjah 6 sekolah agama time 2 cuma ade 18 org... sume dh mcm adik bradik... Memandangkan bantal tak ada.. Kami mgaplikasikan seluruh badan Alang yg tembam n mantap 2... Bes sangat.... Ana rindu sangat dgn dia... Akhirnya ditakdirkan ana dgn 9 orang shbt ana dari sekolh rendah masok ke Sekolah Agama Menengah Tanjong Karang termasoklah Alang, sahabt kesayangan ana... Macam2 dugaan yang kami dapat di sekolah baru 2... memang rindu sangat ngan sekolah lama masa mula2 masok 2... Yang wat ana sedih.. Dari form 1 sampai form 5 kat sekolah 2... Alang tak habis2 mengadu ckp ramai orang yg ejek2 die n kutuk2 dia sebab dia gemok... Ana jadi serba salah... Tak tahu camne nak pujuk dia... Apa yang ana nampak sebab sikap rendah diriny buat diri die lbih baik... Bukn pd pndgn manusia... Tp pd pndgn Allah... di sisi Allah, mungkin dia lebih mulia dari sesiapa pun... Ana rasa dia tak pernah sakitkan hati sesiapa... Hubungan dia dengan keluarganya? MasyaAllah... Tak perlu tanya... Memang dia seorang sahabat yang sangat baik... Lepas SPM ana ditakdirkan masuk ke UM kat kampus nilam puri, Kelantan dalam jurusan Syariah hinggalah ke hari ini.... Dia pulak, Allah tetapkan tempatnya di Kolej Universiti Islam Selangor... Lama tak dengar cerita pasal die...Lepas masing2 masuk u dah tak tak tahu hal masing2... Setiap kali ana cuti dia tak cuti... Dan setiap kali ana balik jugak tak pernah berkesampatan nak bjumpa dengannya... Hinggalah satu hari ana trlewat bangun tido... Masih ana berada di bumi Kelantan ini.. Jauh dari negeri sendiri di Selangor... Dan ana rasa terkejut dgn sbenar2 trkejut bila seorang sahabt ana dari sekolah rendah bg mesej britahu yg Alang masuk ke hospital... Minta tolong doakan untuk dia sbb keadaan dia kritikal time 2... 50-50... ana rasa macam tak percaya... Mcm2 soalan ana tanya kat sahabt ana yg mnyampaikan berita 2... Dia cakap, Alang kena demam denggi... dan ditempatkan kat hospital Selayang... Ana mndoakan ksejahteraan seblum ana brangkat ke tandas untuk mndi... Siap mandi ana masuk bilik n terus mnyerbu ke arah telefon bimbit... Akhirnya apa yang trlakar di situ?

"Al fatihah buat arwah sahabat kita, Muzakkir Nor Syafiq yang telah meninggalkan kita semua menemuikekasih agungnya..."

Berjurai air mata ana mendengar khabaran 2.. Siapa sangka... Sahabat baik yang ana kenal lebih dari separuh umur ana meninggalkan ana buat selamanya... Lahir persoalan2... kenapa pergi dulu? kenapa tak tunggu ana? Kenapa mesti sekarang? Pelbagai persoalan yang ana sendiri tak boleh nak jawab jika tanpa bimbingan iman dan taqwa... Air mata makin deras menyusuri pipi ana... Hati? Andai bisa ditunjukkan pasti semua akan dapat melihat betapa hancurnya ia saat itu...

Alang.......
Ana masih ingat lagi saat tu enta tanya ana...
"Ieja, aku gemok tak ada siapa yang nak kat aku..."
Ana menjawab." InsyaAllah, akan adayang terbaik untuk enta..."
"Senang2 Ieja jelah kahwin ngan aku...."

Selorohnya buat ana tertawa saat itu tapi ia buat ana menangis hari ini.... Rupanya, tak sempat buat ana melihat siapa insan terpilih yang Allah ciptakan buat dia.... Sayangnya ana pada dia... Hingga hari ini... ana akan mengalirkan air mata saat mengingatinya..... Pengebumiannya berjalan dengan baik... Pemergiannya pada 11 Jun 2010... Dari cerita seorang sahabat, walaupun dia seorang yang bertubuh gempal namun tak terasa berat saat mengangkat jenazahnya...

Ya Allah, aku menyayanginya sebagai seorang sahabat yang sentiasa bersama saat suka dan dukaku.... Ya Allah, kau peliharalah dia...... Kau sahabatku... Kau teman sejati.... Cinta dan kasihku buat mu, Allahyarham Muzakkir Nor Syafiq bin Mesni...

Thursday, November 25, 2010

Wednesday, November 24, 2010

Cahaya seorang Khadijah...


Khadijah memohon izin kepada kedua ibu bapanya untuk menyambung pengajiannya di Universiti Nottingham, United Kingdom. Ibu bapanya jadi berat hati ingin merelakan pemergiannya. Fikiran yang bukan-bukan mengintai tingkap hati mereka. Bukan apa, pandaikah dia menjaga dirinya? Bisakah dia bersendirian di sana? Dengan siapa dia akan bersahabat nanti? Bagaimana amalan agamanya? Adakah akan sentiasa berada dalam keadaan baik? Bagaimana pula sekiranya dia akan terpengaruh nanti? Puan Salina dan Encik Syakirin beristighfar. Keluhan nafas berat dilepaskan. Khadijah pula yang jadi serba salah kerana meletakkan kedua orang tuanya dalam keadaan yang sukar dan kritikal. Ia bukan satu keputusan yang mudah untuk dilaksanakan secepat mungkin. Puan Salina meminta izin berlalu dari ruang tamu. Air matanya hampir-hampir sahaja menitis di hadapan anak tunggal kesayangannya itu. Dia tidak mahu Khadijah melihat air mata pengecut miliknya. Dia bukan tidak mempercayai anaknya sendiri. Apa yang terbuku dalam hatinya hanyalah sebuah rasa bimbang yang memuncak.Bimbang dan gelisah andai perkara yang tidak diingini terjadi pada anak gadisnya. Dia masuk ke bilik dan menutup pintu rapat. Khadijah yang masih berada di ruang tamu bersama Encik Syakirin memandang wajah ayah itu. Ada kerutan yang sukar ditafsirkan samada dia tidak suka dengan keputusan Khadijah ataupun dia berasa berat hati. Khadijah tunduk. Bergelombang rasa serba salah dalam hatinya. 'Ya Allah, apa yang telah aku lakukan ini? Andai berat benar keputusan ini maka tidak mengapa aku mengorbankan kehendakku sendiri demi menjaga hati kedua orang tuaku....' Khadijah menghampiri bapanya yang sedang tunduk.

"Abah, tak mengapa kalau mama dan abah berat hati nak lepaskan Ieja. Kalau ieja ada di tempat mama dan abah pun Ieja akan beri respon yang sama." Khadijah bertutur lembut pada bapanya.

"Ieja, abah minta maaf. Tapi Ieja, bukan senang nak lepaskan anak abah yang ada satu saja ni pergi ke tempat orang. Apatah lagi jauh dari kami."

"Abah, Ieja tak nak paksa abah dengan mama lagi. Tak apa Ieja belajar kat sini saja. Lagipun, bukan Ieja tak ada tempat nak sambung belajar di sini. Ieja boleh saja kalau nak sambung degree Ieja di UM... Demi mama dan abah Ieja rela selamanya berada di sisi kamu berdua."

Wajah Khadijah dipandang dengan penuh rasa syahdu. Bukan dia tidak tahu Khadijah akan patah hati sekiranya keputusan mereka tidak berpihak pada keinginan anak itu. Sejak dari kecil lagi Khadijah sudah bercita-cita ingin menjadi seorang penuntut Universiti Nottingham dalam jurusan undang-undang. Dia tidak mahu menjadi punca keruntuhan harapan anaknya yang satu itu. Cepat-cepat dia bangkit dari tempat duduknya dan berlalu meninggalkan Khadijah sendirian di ruang tamu.

Saat makan malam memang dinantikan Khadijah saban hari kerana boleh berkumpul bersama kedua ibubapanya dan berkongsi cerita bersama. Malam itu seperti biasa Puan Salina menyediakan masakan yang enak-enak. Khadijah jadi kecur liur dan tidak sabar ingin menikmati hidangan ibunya.

"Wah, mama Ieja ni memang the best mother in the world la... Ieja suka sangat... I love you, mom."

Puan Salina hanya tersenyum. Mereka makan dengan berselera sekali. Selesai makan mereka duduk semula di meja. Pelbagai cerita keluar dan mereka gembira berkongsi cerita. Tiba-tiba Khadijah tersebut tentang pengajiannya. Puan Salina dan Encik Syakirin terus terdiam. Rasa serba salah menyerbu semula. Muka Khadijah yang putih melepak mula nampak memerah.

"Ieja, mama dan abah dah buat keputusan. Ieja boleh sambung belajar di UK. Abah dengan mama dah bincangkan perkara ni." Encik Syakirin bersuara.

Khadijah berasa sangat terharu. Dia bingkas bangun dari kerusinya dan terus memeluk kedua orang tuanya. "Terima kasih, mama... Abah..."

"Sama-sama, sayang."

******************************************************

Tinggal seminggu sahaja lagi pengajian Khadijah di perantauan akan tamat. Dia akan pulang dengan segulung ijazah di genggaman. Puan Salina sudah tidak sabar-sabar menanti kepulangan anaknya. Selama hampir dua tahun dia tidak bertemu dengan anak kesayangannya itu. Kali terakhir dia menatap wajah anak itu semasa raya dua tahun sebelum itu. Pelbagai persediaan dan kejutan disediakan bagi menyambut kepulangan Khadijah. Nampak benar kerinduan seorang ibu pada anaknya. Encik Syakirin pula hanya melihat telatah Puan Salina dengan gembira. Tiba-tiba satu panggilan telefon mematikan semua kegembiraan yang sedang mereka jalani.

"Assalamualaikum. Saya ketua Mahasiswa Malaysia di Universiti Nottingham. Boleh saya bercakap dengan waris Khadijah Syakirin?"

"Ya, saya ayahnya. Boleh saya tahu ada apa ni ya?"

"Takziah saya ucapkan kepada pakcik sekeluarga. Bersabarlah menerima hakikat ini. Khadijah binti Muhammad Syakirin telah kembali ke rahmatullah kerana Allahyarhamah menghidap penyakit Leukimia yang berpunca dari gejala lelah lesu. Jenazah Allahyarhamah akan diterbangkan pulang ke tanah air atas persetujuan ahli keluarga dan waris."

Serasa lemah lutut Encik Syakirin menerima berita itu. Air mata lelakinya mengalir hiba. Sudah hilang keegoannya. Anak kesayangannya.....

"Saya mahu dia dibawa pulang ke sini. Secepat mungkin." Encik Syakirin menyediakan sepenuh tenaga untuk bersuara.

"Baiklah. Segala prosedurnya akan diuruskan oleh pihak kami. Assalamualaikum."

"Waalaikumussalam...."

Encik Syakirin terus terduduk. Air matinya terus-terusan mengalir. Gelas yang berada dalam pegangan Puan Salina terlepas kerana terkejut melihat keadaan suaminya. Puan Salina terus menerpa ke arah Encik Syakirin.

"Anak kita............" Encik Syakirin sudah kehilangan daya.


**************************************

Jenazah Allahyarhamah dikebumikan di tanah perkuburan Islam berhampiran dengan rumah mereka. Puan Salina kehilangan kata-kata. Sanak saudara yang ramai berkunjung di rumahnya seakan-akan tidak bermakna apa-apa walau suara teriak dan tawa anak-anak saudara Puan Salina dan Encik Syakirin memenuhi segenap ruang rumah. Wajah mereka jelas mempamer kesedihan atas kehilangan anak yang amat disayangi.

Sebuah beg pakaian besar milik Khadijah yang dihantar pulang melalui penghantaran pos jarak jauh baru sahaja diterima. Puan Salina dan Encik Syakirin membuka beg pakaian tersebut. Alangkah terkejutnya mereka semua dengan apa yang baru sahaja dilihat oleh pandangan mata mereka.

"Apa semua ni??" Encik Syakirin seakan-akan tidak percaya.

"Ya Allah, bang... Kenapa jadi macam ni? Kenapa? Ya Allah... Apa salah kami, Ya Allah...."

Sanak saudara yang menyaksikan kejadian itu mula bercakap-cakap di belakang. Mana tidaknya, sudah selamat Khadijah dikebumikan mengikut cara Islam. Akhirnya mereka dikejutkan dengan kehadiran beg itu. Kitab bible yang terselit di tengah-tengahnya seutas kalung salib bersama pakaian-pakaian yang mengundang berahi ditemukan dalam beg tersebut. Puan Salina menitiskan air mata. Begitu kesudahannya anak yang dikandungkan selama sembilan bulan lebih dan dibesarkan dengan penuh kasih sayang. Seakan-akan tidak percaya...... Oleh sebab inilah berat hati seorang ibu ingin melepaskan anaknya pergi ke bumi asing. 'Ya Allah, andaiku tahu, tidak akan aku lepaskan anak ini menjauh dariku... Mengapa begini kesudahannya........' Riuh rendah kedengaran dari halaman rumah. Apa yang berlaku? Encik Syakirin dan Puan Salina memandang ke arah muka pintu. Seorang gadis manis yang memakai selendang hitam nipis di kepalanya bersama sepasang kurung hitam muncul di situ. Siapa dia? Gadis itu sedang mengusung sebuah beg besar yang hampir sama dengan beg Khadijah yang baru sahaja dibuka tadi. Gadis itu tersenyum sambil merapati Puan Salina dan Encik Syakirin.

Gadis itu meminta supaya dibuang semua salah faham yang sedang berlaku. Sebenarnya beg yang baru sahaja dibuka tadi merupakan begnya sedangkan beg yang dibawanya bersama itu adalah beg Khadijah yang sebenar. Gadis itu memperkenalkan diri sebagai Jessica. Beg Khadijah dibuka. Senaskah Alquran lengkap dengan tafsir serta pakaian-pakaian yang sering dipakainya pada waktu kebiasaan cantik terletak dan tersusun dalam beg tersebut. Air mata mereka menitis pabila sebuah buku diari Khadijah diserahkan. Terlakar indah sebuah kalam di halaman utama buku tersebut.

Restu mereka membawa aku ke sini dan kerana cinta mereka membawa aku ke syurga... Mama dan Abah selamanya dalam ingatan...

Dari cerita Jessica, dia bukan sengaja ingin menimbulkan salah faham akan tetapi dia hanya mahu mencipta satu sebab untuk dia datang bertandang di rumah itu. Bersaksikan kedua ibu bapa Allahyarhamah Khadijah dan sekalian hadirin yang ada, Jessica melafazkan dua kalimah syahadah. Semua terpinga-pinga. Puan Salina dan Encik Syakirin mengucapkan kalimah syukur. Gadis manis itu menyuarakan harapan agar dapat menjadi anak baru kepada kedua pasangan tersebut. Ingin sekali dia merasa terdidik dan dididik seperti yang pernah diperoleh sahabat baiknya, Khadijah. Nama Cahaya Khadijah diberikan kepada gadis manis itu sempena nama Allahyarhamah yang telah pergi. Akhirnya dia menemui fitrah kemanusiaannya. Hatinya lega. Semua kisah kesucian hati seorang Khadijah membasahi bibirnya sepanjang hari tersebut. Puan Salina memandang wajah Nur Khadijah. Ya, ada iras anak kesayangannya. Puan Salina memeluk tangan Encik Syakirin sambil tersenyum dalam titisan air mata yang mengalir perlahan.

'Dan kerana cahayamu kau pimpin anak ini menuju tuhannya....'


Sunday, November 21, 2010

Hilang dalam diri sendiri.... Mencari jawapan....


Ada sesiapa yang pernah mengalami perbalahan hati? Sesuatu yang mendesak yang membuat kita tersepit di tengah-tengah rasa yang lahir dari hati sendiri... Ana hilang dalam kamus sebuah kehidupan muslimah sebenar sudah cukup membuat diri ini berasa sangat sengsara ditambah pula dengan rasa yang mula mengintai untuk bertakhta dalam hati... Sesiapa yang tidak pernah mempunyai rasa cinta dan kasih sayang dalam hatinya mungkin akan digelar sebagai bukan manusia... Ana tetap berpaksi dengan prinsip ana... Tiada cinta sebelum hadirnya masa yang benar-benar menuntut ana memenuhi keperluan itu... Remaja sememangnya akan dihambat rasa tertarik antara sesama mereka... Kekuatan seseorang itu hanya akan dilihat bukanlah dari kepaduan penumbuk yang dilepaskan mahupun sepakan yang dihayun... Akan tetapi kekuatan seseorang itu adalah apabila dia mampu menahan rasa amarah dan nafsunya yang memuncak... Ya Allah, kadangkala rasa yang hadir buat dia tidak dapat menahan pandanganku dari melihat wajahnya... Mungkin kerana itu aku semakin tidak mampu menjaga hatiku sendiri.... Sahabat, andai kamu semua berada di tempat ana apakah pilihan kamu? Adakah kamu memilih untuk melampiaskan rasa itu atau menyimpan rasa itu dengan keyakinan pada janji Allah bahawa Dia Maha Mendengar apatah lagi pada hamba-hambaNya yang sabar dan taqwa.... Berikan jawapan pada ana.... Ana tidak mahu mendengar pandangan yang hanya berpaksi pada nafsu melulu akan tetapi ana mahukan pandangan yang dipandu oleh hatinya yang punya iman dan cinta kepada Allah....

Wednesday, November 17, 2010

Sukar menggambarkan sebuah perasaan....kenapa ye?




Hari pertama pada hari raya aidil adha ni ana raikannya bersama teman-teman pergi beraya ke rumah keluarga angkat kami. Sementalah duduk di negeri orang tiada sanak saudara di sisi kami memilih untuk keluar mencari insan yang sudi menerima kami untuk beraya bersama. Pada malam tadi, ana bersama para sahabat yang memilih untuk tidak pulang bersama-sama menunaikan solat isya' dan maghrib secara berjemaah di Musolla kolej kediaman muslimat. Jemaah kami diimami oleh beberapa orang wakil muslimin. Selesai solat maghrib, takbir dilaungkan dengan megah dan bangga memuji keagungan Tuhan yang Maha Kuasa. Takbir pertama yang ditangkap oleh telinga ana kedengaran sayu seiringan dengan perasaan sedih berjauhan dengan keluarga saat berhari raya. Buat kali pertamanya ana tidak menyambut raya bersama usrah(keluarga) tercinta. Sayu memanjat tangkai hati dan ia sangat menyentuh jiwa hingga empangan yang cuba dikubukan runtuh juga dek rasa rindu yang menggunung. Air mata seorang Khadijah mengalir dilihat oleh adik-adik dan teman-teman yang berada di sisi. Tangan yang mengusap belakang ana demi menenangkan hati hanya menambah rasa yang menggelodak dalam jiwa. Sungguhpun para sahabat sering melihat ana sering tersenyum dan bergelak tawa serta sering mengusik mereka namun ana juga seorang manusia yang lemah di hadapan Tuhan... Serasa diri kerdil pabila menampilkan diri di hadapan Tuhanku... Wajah ibu dan ayah bermain di pangkal fikiran... Mengenangkan andai hari esok tiada lagi untuk ana bertemu dengan mereka... Mungkin bukan esok... Tidak sempat untuk menunggu hari esok adakah masa yang sehari mampu menepis ajal yang datang... Mungkin ada sehari.. Tidak pun, sejam lagi... Entah! Mungkin seminit lagi... Ana sendiri tidak pasti... Andai sesaat lagi?? Sudah bersediakah ana?? TIDAK... itulah jawapannya... Saat takbir bergema memenuhi ruang itu, penat fikiran memutar ligat kenangan yang berlalu... Apakah yang telah ana lakukan sepanjang hidup ana? Apa amalan yang ana bawa untuk bekalan di sana? APA?? Ana sendiri masih keliru... "Ya Allah, andai Kau rebut nyawaku saat aku sedang lupa... Adakah Kau akan memberi peluang kepadaku?" Terlintas pertanyaan itu pada akal yang hangat berfikir... Hati ana sendiri menjawab... "TIDAK dan ia adalah sesuatu yang MUSTAHIL." Saat ajal tiba ia tidak boleh di tangguh sesaat atau dibonuskan sesaat jua... Ana jadi gerun... Peluang yang masih ada perlu dimanfaatkan sebaiknya... Bimbang kematian itu datang saat kita belum bersedia... Apabila jawapan jujur yang ana berikan kepada diri sendiri adalah tidak bersedia, ana mula mengutuk diri... Sejauh mana cinta ana kepada Allah... Para insan yang cinta kepada Tuhannya sangat tidak sabar menanti ajal kerana rasa rindu yang menggunung tinggi kepada Allah tak dapat di bendung lagi... Ana mula merenungi diri ana sendiri... Sangat rendah ana pada pandangan Tuhan... Bagaimana kesimpulannya??... Anda ada jawapan anda sendiri... Maka mengapa tidak kita bersama renungi penghujung kisah kita nanti... Selalu berfantasi tentang bertemu pujaan hati buat pertama kalinya... Bimbang benar di dalam hati adakah si dia akan menerima diri kita apa adanya atau dia mempunyai seleranya sendiri... Pelbagai cara kita lakukan pada diri kita untuk nampak sempurna di matanya... Begitu juga temu janji pertama kita dengan Sang Pencinta Agung... Dia tidak memandang pangkat, harta atau rupa kita... Apa yang dia kehendaki? Kamu semua tahu apa yang peru kita lakukan untuk kelihatan sempurna di hadapanNya... Adakah Dia akan menerima diri kita? Bergantung pada usaha apa yang telah kita lakukan untukNya... Jangan lepaskanNya kerana Dia yang paling sempurna untuk kita cinta... Pasti......

Tuesday, November 16, 2010

Dua rasa menjadi satu....


Sahabat ana bernama Nur Azathul Hashima mengajak ana untuk menemaninya ke pejabat pos di bandar Kota Bharu...Barusan sahaja ana tiba di kolej kediaman... Belum panas punggung lagi duduk di atas katil, ana sudah mencapai laptop jenis Compaq Presario CQ40 milik ana yang terletak kemas dlm beg. Entah mengapa...Pantas sahaja ana ingin meluahkan perasaan disini...Mungkin sahaja ana berasa sunyi kerana terpaksa berjauhan dengan keluarga saat hari raya ini. kali pertama ana tidak beraya bersama keluarga. Bukan nak cerita tentang ana tak balik raya tapi ana nak cerita tentang masalah umat hari ini... Sekiranya memikirkan masalah umat islam hari ini sehingga bilapun takkan habis kerana masing-masing mempunyai ego dan kepentingan diri. Sahabat ana meminta izin untuk ke bilik air. Ana menunggunya di luar bersama barang-barang yang diborong di pasaraya Giant bahagian bawah Parkson. Sedang ana menunggu, seorang saudara muslimat melalui hadapan ana sambil membelek-belek telefon bimbitnya. Mungkin membalas mesej seseorang. Ana melihat gadis muda itu dari jauh. Wajahnya nampak sangat muda dan fikiran ana sangat kuat mengatakan dia jauh lebih muda dari ana. Tubuhnya juga kurus dan sedikit rendah. Dia memakai seluar jenis jeans dan baju sweater hitam bersama tudung berwarna krim. Gaya jalannya sangat berbeza. Ana hairan. Jalannya seperti orang yang sedang mengusung anak didalam rahim atau dalam erti kata yang lebih ringkas, mengandung. Ligat fikiran ana memikirkannya. Dia semakin hampir dengan ana. Cuba ana renungkan perutnya adakah benar sangkaan ana. Nah! Perutnya yang sedang membesar cuba ditutup dengan baju sweater hitam yang berbutang. Ana cuba bersangka baik. Mungkin dia sudah mendirikan rumah tangga. Ianya tak mustahil. Tapi bukankah gadis-gadis yang sebaya dengannya mungkin sedang bertungkus lumus mengulangkaji pelajaran sedang peperiksaan SPM bakal menjelang tiba atau setidaknya sedang bersekolah bersama teman-teman sementalah cuti persekolahan akan bermula esok hari. Ana hairan namun cuba juga ana memujuk hati untuk berbaik sangka. Ana mula keluar sambil menunggu bas bersama sahabat ana. Dia diam sahaja namun ana jenis manusia yang tidak pandai mendiamkan mata. Ia suka meliar dan menilai alam dan insan yang berada di sekeliling. Ana terpandang seorang wanita. Takjub! Indah wajahnya persis bidadari... Senyumannya bisa mencairkan hati mana-mana jejaka. Hendak dibandingkan dengan diri ana jauhnya ibarat pusat ISS hinggalah ke bahagian bawah bumi yang dikenali sebagai mantel atau bahasa mudahnya, seperti langit dengan bumi. Ana jadi takjub dengan ciptaan Allah. Wajahnya sangat indah. Tidak henti-henti ana memuji kehebatan dan kekuasaan Allah mencipta. Namun....... Dalam rasa takjub yang lahir terselit sebesar dunia sebuah kekecewaan kerana andai sahaja kecantikannya disimpan buat sang suami maka bahagialah mereka. Tubuhnya yang cantik dan tinggi lampai ditutup dengan seluar jeans ketat dan baju tshirt lengan pendek yang dipinjam dari adiknya disenadakan pula warna bajunya dengan tudung kecil lagi nipis berwarna hitam yang diselempangkan ke bahu. Ana jadi kecewa. Mengapa keindahan secantik itu sewenang-wenang sahaja didedahkan buat insan ajnabi(asing). Ana yang berjantina sama dengannya jadi segan memandang. Ana kalihkan pandangan dari terus-terusan menempah dosa mata. Teringat pula ana pada seorang insan yang berani meluahkan rasa tidak puas hatinya setelah ana cuba menegur tentang adab sopan seorang muslimah. "Sekurang-kurangnya aku tak hipokrit weh! Setakat pakai tudung besar tutup2 tapi buruk perangai baik tak payah!" Ana terkilan dengan tempelakan itu hingga ia menghantui ana selama beberapa malam dalam mimpi. Sangat terkesan dengan kata-kata itu ana berduka juga selama beberapa hari. Namun rasa sabar dan kekuatan untuk menegakkan agama Allah memujuk agar ana kembali menyeru. Sahabat-sahabat muslimahku, ini bukan soal hipokrit, jadi diri sendiri atau apa-apa sajalah kamu semua nak jadi... Siapa pun kamu, sekiranya kamu bernama khadijah dan kamu meniru gaya Michael Jackson atau Sean Kingston kamu tetap Khadijah. Tidak pernah berubah walaupun gaya dan caramu bukan caramu sendiri. Yang ingin disampaikan disini, cubalah ikut ketentuan hukum Allah. Andai jawapanmu masih sama, kamu tidak mahu menjadi seorang yang hipokrit maka suarakan sahaja jawapanmu itu kepada Allah. Tanyakan pada Allah mengapa membuat ketentuan yang sebegini rupa? Suakan pula padaNya, bisakah diubah ketentuan ini? Buat sekiranya kamu semua ada fikiran untuk menjadi diri sendiri. Ana tidak akan bersuara sekiranya ia bukan hukum yang telah ditetapkan. Muktamad! Noktah! Tidakkah kamu semua terfikir, apa sebab kamu semua hidup di muka bumi ini? Allah menciptakan kamu semua untuk menayangkan kecantikan bentuk tubuh dan lembutnya kulit kamu serta gebu dan putihnya ia? Adakah begitu? Jadi, mengapa kamu semua begitu bersungguh-sungguh dan berpusu-pusu membeli dosa percuma buat diri sendiri? Ingatlah wahai muslimah-muslimah Islam, kekhilafan kamu membuat insan lain juga turut sama berdosa. Andai dosa itu hanya milikmu seorang maka dengan senang hati ana tidak akan teragak-agak untuk meninggalkan kamu semua dengan prinsip kamu untuk menjadi diri sendiri. Bukan itu sahaja, tuntutan amar ma'ruf nahi mungkar serta rasa kasih dan cinta ana pada saudara seagama yang membuat ana menjejakkan diri ke gudang seruan ini... Jangan memandang kewajipan menutup aurat dan kewajipan berakhlak mulia dalam satu rimbunan. Sebaliknya ia dua bentuk kewajipan yang berbeza. Andai sahaja wanita itu menutup auratnya tetapi tidak berakhlak mulia sekurang-kurangnya satu kewajipannya sudah terlaksana. Tanyakan pula pada diri kamu, sudahkah sempurna dua kewajipan itu kamu tunaikan? Berikan jawapannya buat diri kamu sendiri. Jangan menuding jari pada orang lain. Bersama kita membentuk diri kita dengan dua kewajipan besar itu sebagai seorang muslimah. Ingatlah janjimu pada Tuhanmu dan makhluknya. Jangan jadi diri sendiri sehingga mengabaikan tuntutan agama. Sekiranya kamu ingin hidup menjadi diri sendiri tanpa menunaikan tuntutan agama maka hiduplah kamu semua dengan qudratmu sendiri tanpa sedikitpun berharap qudrat dari Allah. Begitu juga duniamu, ciptalah ia dengan tanganmu sendiri andai kamu ingin hidup mengikut caramu sendiri. Kita tunggu dan lihat....ana mengharap kita bersama-sama mencipta jalan dihadapan kita selepas ini sebagai muslimah yang sentiasa hatinya terlekat pada tuhannya. Cantiknya wanita itu bukan pada rupanya, bukan juga tinggi dia pada pangkat dan nama yang dimiliki, tidak pula kehebatannya pada harta yang menggunung tinggi... Sebaliknya wanita itu, indah dan terserlah cantiknya pada hati yang cinta kepada Allah dan terpaut pada Rasulullah. Sempurna dirinya apabila hak ibubapanya tertunai begitu juga baik pergaulannya dengan para sahabat dengan peribadi yang indah serta akhlak yang tidak pincang... Mari bersama kita renungkan....

Saturday, November 13, 2010

Resah dan pertelagahan hati....


Aku tidak mengerti dengan kehendak hatiku sendiri... Kadang-kadang aku berasa keliru dengan keinginannya samada ia hanya nafsu yang memberontak atau fitrah diri yang ingin dipenuhi... Aku hanya mampu berdoa dan meminta kepada Dia yang Maha Tahu segala sesuatu tentang hambaNya samada yang tersirat atau sebaliknya...

"Ya Allah, keinginan ini datang lagi... Sebagai seorang manusia yang lemah dan tidak berupaya aku memohon kepadaMu, Ya Tuhan... Aku tahu fitrah kurniaanMu satu nikmat dan anugerah yang tidak ternilai harganya... Namun aku sebagai manusia memohon bantuanMu agar Kau kuatkan hatiku... Aku tidak mahu hanyut dengan cinta manusia yang melalaikan dan melekakan aku dari menyintai dan mengingati Engkau, Ya Allah... Saat ini aku masih belum bisa menunaikan tanggungjawab menyintai manusia... Aku masih belum mampu, Ya Tuhanku... Kau peliharalah hatiku dari maksiat yang akan meninggalkan noda hitam padanya... Keinginan untuk menyintai dan dicintai semakin bergejolak dalam dada... Aku tidak mahu ia menjauhkan aku dariMu... Andai tiba masanya nanti akan aku tunaikan fitrah ini tapi bukan hari ini... Aku memohon kekuatan hati dariMu, wahai Tuhan Agung... Bantulah aku menyusuri jalan kehidupan yang penuh aral ini untuk sampai kepadaMu... Aku memohon, Ya Allah.... Dia seorang lelaki yang baik yang telah dicalonkan hatiku dirinya itu. Aku tidaklah semulia Khadijah untuk memperoleh cinta kekasih Allah... Bukan juga Zulaikha yang tulus kasihnya buat Yusof... Apatah lagi Sumayyah si isteri yang setia... Aku hanya seorang wanita yang lahir dari dalam kalangan manusia biasa yang cuba mengangkat martabat seperti mereka... Aku tahu Engkau mengetahui perihal hatiku ini... Peliharalah hati lelaki itu begitu juga hatiku sepertimana Kau pelihara hati Rabiatul Adawiyah, lagenda sang pencinta agung... Sudah tiba masanya nanti akan aku seru syiarMu ini... Dan andai saja dia tidak tercipta buat diriku, aku merelakannya, Ya Allah... Kerana aku meyakini ketentuanMu adalah yang terbaik buatku... Aku pohon sekali lagi, Ya Tuhanku... Peliharalah hatiku dari rasa ini yang bisa menjauhkan aku dariMu..."