Bismillah..
Selalu… Selalu aku
mengharap sesuatu yang mata ini lihat terlalu berharga untuk jatuh ke dalam
tangan yang menadah. Aku meminta dengan sujud yang tidak pernah berhenti. Aku
meminta dengan air mata yang gugur. Padu. Padu rasa hati ini membulat hanya
ingin pada yang satu.
Sedang dalam
tidak sedar itu Allah sedang berbicara. Sedang aku leka itu Allah sedang
menyampaikan kepadaku. Ia terdetik hanya sedikit di sudut hati ‘bagaimana jika
ia adalah sosok tubuh yang berbeda?’
Tertepis ia
dengan fikiran yang noktah. Hanya dia yang aku inginkan. Tiada yang lainnya.
Saban malam selama bertahun aku bangun meminta hanya dia. Allah! Aku terlupa
untuk meminta,
“Ya Allah,
berikan aku seorang khalifahmu yang mampu memberikan aku kesederhanaan dalam
hidup dan keterluarbiasaan cinta kepadaMu”
Allah berbicara
kepadaku setiap kali aku sujud, setiap kali aku menadah tangan meminta
kepadaNya. Aku menepis dan terus-terusan berasa angkuh meminta seseorang yang aku rasa dia yang terbaik
bagiku. Aku lupa, Allah lebih mengetahui. Dia mengasihi dan mencintaiku lebih
dari aku mencintai diriku sendiri dan bagaimana mungkin Dia memberikan
seseorang itu tanpa hikmahNya yang tersembunyi tetapi cukup jelas untuk
difahami.
Sehinggalah….. keangkuhanku
runtuh. Runtuh dengan sebuah hakikat yang muncul. Dia bukan untukku. Dia hanya
milik bidadari lain sambil hasutan dendam berbisik, ‘gadis itu lebih
solehah darimu sedangkan kau tidaklah sebaik mana’
Kembali segera
menyeru nama Tuhanku, “Allah, redhakanlah hatiku dengan apa yang telah Kau
tetapkan dan tetapkanlah jua hatiku atas jalanMu.”
Dan hari ini, di
sinilah aku. Terus menunggu untuk langkah hidup yang seterusnya. Aku terus
bahagia. Malah lebih bahagia. Allah, permudahkan segalanya…
Bahagiakan aku
mencintai insan yang mencintaiMu (Dan Allah telah menghadiahinya. Telah tunduk aku bersujud menghinakan dahiku atas kerendahan aku berbanding kuasaNya. Dia lebih mengetahui. Bertemu waliku.)