
Monday, December 6, 2010
Beautiful College...

Monday, November 29, 2010
Soalan Maut dari Paderi power....

Seorang pemuda yang dikejutkan oleh mimpinya supaya pergi ke gereja Samaan. Tiga kali mimpinya itu berulang. Lalu ia bersiap sedia dengan pakaian dan cara yang diberitahu dalam mimpinya.
Ia masuk ke gereja Samaan tanpa disedari oleh Paderi-paderi yang hadir. Dia sama-sama menanti kedatangan ketua Paderi. Setelah ketua Paderi datang, ketua Paderi itu tidak dapat berucap. Dia tahu ada orang lain, orang Islam di dalam gereja itu. Katanya, " ada orang yang percaya kepada Syariat Muhammad di dalam gereja ini."
Semua paderi menjadi gempar dan mereka mahu orang itu di bunuh. Namun ketua paderi menghalang, sebaliknya ketua paderi meminta orang itu bangun supaya mereka dapat mengenalinya.Sebaliknya pemuda itu pun bangun, tanpa rasa takut.
Paderi berkata, "Aku akan mengajukan kepada anda 22 pertanyaan Dan anda harus menjawabnya dengan tepat. "
Si pemuda tersenyum Dan berkata, "Silakan!"
Sang paderi pun mulai bertanya, "Sebutkan satu yang tiada duanya, dua yang tiada tiganya, tiga yang tiada empatnya, empat yang tiada limanya, lima yang tiada enamnya, enam yang tiada tujuhnya, tujuh yang tiada delapannya, delapan yang tiada sembilannya, sembilan yang tiada sepuluhnya, sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh, sebelas yang tiada dua belasnya, dua belas yang tiada tiga belasnya, tiga belas yang tiada empat belasnya."
"Sebutkan sesuatu yang dapat bernafas namun tidak mempunyai ruh! Apa yang dimaksud dengan kuburan berjalan membawa isinya? Siapakah yang berdusta namun masuk ke dalam syurga? Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah namun Dia tidak menyukainya? Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dengan tanpa ayah Dan ibu!"
"Siapakah yang tercipta dari api,siapakah yang diazab dengan api Dan siapakah yang terpelihara dari api? Siapakah yang tercipta dari batu, siapakah yang diazab dengan batu Dan siapakah yang terpelihara dari batu?"
"Sebutkan sesuatu yang diciptakanAllah Dan dianggap besar! Pohon apakah yang mempunyai 12 ranting, setiap ranting mempunyai 30 daun, setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah naungan Dan dua di bawah sinaran matahari?"
Mendengar pertanyaan tersebut, pemudaitu tersenyum dengan keyakinan kepada Allah.
Setelah membaca Bismillah dia berkata,
-Satu yang tiada duanya ialah Allah s.w.t..
-Dua yang tiada tiganya ialah Malam dan Siang. Allah s.w.t. Berfirman, "Dan Kami jadikan malam Dan siang sebagai dua tanda (kebesaran kami)." (Al-Isra': 12).
-Tiga yang tiada empatnya adalah kesilapan yang dilakukan Nabi Musa ketika Khidir menenggelamkan sampan, membunuh seorang anak kecil Dan ketika menegakkan kembali dinding yang hampir roboh.
-Empat yang tiada limanya adalah Taurat,Injil, Zabur Dan al-Qur'an.
- Lima yang tiada enamnya ialah Solatlima waktu.
-Enam yang tiada tujuhnya ialah jumlahHari ketika Allah s.w.t. Menciptakan makhluk.
-Tujuh yang tiada delapannya ialah Langit yang tujuh lapis. Allah s.w.t. Berfirman, "Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Rabb Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang." (Al-Mulk: 3).
-Delapan yang tiada sembilannya ialah Malaikat pemikul Arsy AR-Rahman. Allah s.w.t. Berfirman, "Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada Hari itu delapan orang malaikat men-junjung 'Arsy Rabbmu di atas (kepala) mereka." (Al-Haqah: 17).
-Sembilan yang tiada sepuluhnya adalah mu'jizat yang diberikan kepada Nabi Musa yaitu: tongkat, tangan yang bercahaya, angin topan, musim paceklik, katak, darah, kutu Dan belalang.*
-Sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh ialah Kebaikan. Allah s.w.t. Berfirman, "Barang siapa yang berbuat kebaikan maka untuknya sepuluh kali lipat." (Al-An'am: 160).
-Sebelas yang tiada dua belasnya ialah jumlah Saudara-Saudara Nabi Yusuf .
-Dua belas yang tiada tiga belasnya ialah Mu'jizat Nabi Musa yang terdapat dalam firman Allah,
"Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman, 'Pukullah batu itu dengan tongkatmu.' Lalu memancarlah daripadanya dua belas Mata air." (Al-Baqarah: 60).
-Tiga belas yang tiada empat belasnya ialah jumlah Saudara Nabi Yusuf ditambah dengan ayah Dan ibunya.
-Adapun sesuatu yang bernafas namun tidak mempunyai ruh adalah waktu Subuh. Allah s.w.t. ber-firman, "Dan waktu subuh apabila fajarnya mulai menyingsing. " (At-Takwir: 18).
-Kuburan yang membawa isinya adalah Ikan yang menelan Nabi Yunus AS.
-Mereka yang berdusta namun masuk kedalam surga adalah saudara-saudara Nabi Yusuf , yakni ketika mereka berkata kepada ayahnya, "Wahai ayah kami, sesungguhnya kami pergi berlumba-lumba dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barangkami, lalu dia dimakan serigala. " Setelah kedustaan terungkap,Yusuf berkata kepada mereka, " tak ada cercaan terhadap kamu semua." Dan ayah mereka Ya'qub berkata, "Aku akan memohonkan ampun bagi muka pada Rabbku. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang ." (Yusuf:98)
-Sesuatu yang diciptakan Allah namun tidak Dia sukai adalah suara Keldai. Allah s.w.t. berfirman, "Sesungguhnya sejelek-jelek suara adalah suara keldai." (Luqman: 19).
-Makhluk yang diciptakan Allah tanpa bapa dan ibu adalah Nabi Adam, Malaikat, Unta Nabi Shalih dan Kambing Nabi Ibrahim.
-Makhluk yang diciptakan dari api adalah Iblis, yang diazab dengan api ialah Abu Jahal dan yang terpelihara dari api adalah Nabi Ibrahim. Allah s.w.t. berfirman, "Wahai api dinginlah dan selamatkan Ibrahim." (Al-Anbiya': 69).
-Makhluk yang terbuat dari batu adalah Unta Nabi Shalih, yang diazab dengan batu adalah tentara bergajah dan yang terpelihara dari batu adalah Ashabul Kahfi (penghuni gua).
-Sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap perkara besar adalah Tipu Daya wanita, sebagaimana firman Allah s.w.t.? "Sesungguhnya tipu daya kaum wanita itu sangatlah besar." (Yusuf: 28).
-Adapun pohon yang memiliki 12 ranting setiap ranting mempunyai 30 daun, setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah teduhan dan dua di bawah sinaran matahari maknanya: Pohon adalah Tahun, Ranting adalah Bulan, Daun adalah Hari dan Buahnya adalah Solat yang lima waktu, Tiga dikerjakan di malam hari dan Dua di siang hari.
Paderi dan para hadirin merasa takjub mendengar jawapan pemuda Muslim tersebut. Kemudian dia pun mula hendak pergi. Namun dia mengurungkan niatnya dan meminta kepada paderi agar menjawab satu pertanyaan saja. Permintaan ini disetujui oleh paderi.
Pemuda ini berkata, "Apakah kunci syurga itu?"
mendengar pertanyaan itu lidah paderi menjadi kelu, hatinya diselimuti keraguan dan rupa wajahnya pun berubah. Dia berusaha menyembunyikan kebimbangannya, namun tidak berhasil. Orang-orang yang hadir di gereja itu terus mendesaknya agar menjawab pertanyaan tersebut, namun dia cuba mengelak.
Mereka berkata, "Anda telah melontarkan 22 pertanyaan kepadanya dan semuanya dia jawab, sementara dia hanya memberi cuma satu pertanyaan namun anda tidak mampu menjawabnya! "
Paderi tersebut berkata, "Sesungguh aku tahu jawapannya, namun aku takut kalian marah."
Mereka menjawab, "Kami akan jamin keselamatan anda. "
Paderi pun berkata, "Jawapannya ialah: Asyhadu An La Ilaha Illallah Wa Wa Asyhadu Anna Muhammadar Rasulullah. "
Lantas paderi dan orang-orang yang hadir di gereja itu terus memeluk agama Islam. Sungguh Allah telah menganugerahkan kebaikan dan menjaga mereka dengan Islam melalui tangan seorang pemuda Muslim yang bertakwa.
(Di petik dan disusun dari Mausu'ah al-Qishash al-Waqi'ah )
Friday, November 26, 2010
Rindu Pada Dia.....

"Al fatihah buat arwah sahabat kita, Muzakkir Nor Syafiq yang telah meninggalkan kita semua menemuikekasih agungnya..."
Berjurai air mata ana mendengar khabaran 2.. Siapa sangka... Sahabat baik yang ana kenal lebih dari separuh umur ana meninggalkan ana buat selamanya... Lahir persoalan2... kenapa pergi dulu? kenapa tak tunggu ana? Kenapa mesti sekarang? Pelbagai persoalan yang ana sendiri tak boleh nak jawab jika tanpa bimbingan iman dan taqwa... Air mata makin deras menyusuri pipi ana... Hati? Andai bisa ditunjukkan pasti semua akan dapat melihat betapa hancurnya ia saat itu...
Alang.......
Ana masih ingat lagi saat tu enta tanya ana...
"Ieja, aku gemok tak ada siapa yang nak kat aku..."
Ana menjawab." InsyaAllah, akan adayang terbaik untuk enta..."
"Senang2 Ieja jelah kahwin ngan aku...."
Selorohnya buat ana tertawa saat itu tapi ia buat ana menangis hari ini.... Rupanya, tak sempat buat ana melihat siapa insan terpilih yang Allah ciptakan buat dia.... Sayangnya ana pada dia... Hingga hari ini... ana akan mengalirkan air mata saat mengingatinya..... Pengebumiannya berjalan dengan baik... Pemergiannya pada 11 Jun 2010... Dari cerita seorang sahabat, walaupun dia seorang yang bertubuh gempal namun tak terasa berat saat mengangkat jenazahnya...
Ya Allah, aku menyayanginya sebagai seorang sahabat yang sentiasa bersama saat suka dan dukaku.... Ya Allah, kau peliharalah dia...... Kau sahabatku... Kau teman sejati.... Cinta dan kasihku buat mu, Allahyarham Muzakkir Nor Syafiq bin Mesni...
Thursday, November 25, 2010
Wednesday, November 24, 2010
Cahaya seorang Khadijah...
"Abah, tak mengapa kalau mama dan abah berat hati nak lepaskan Ieja. Kalau ieja ada di tempat mama dan abah pun Ieja akan beri respon yang sama." Khadijah bertutur lembut pada bapanya.
"Ieja, abah minta maaf. Tapi Ieja, bukan senang nak lepaskan anak abah yang ada satu saja ni pergi ke tempat orang. Apatah lagi jauh dari kami."
"Abah, Ieja tak nak paksa abah dengan mama lagi. Tak apa Ieja belajar kat sini saja. Lagipun, bukan Ieja tak ada tempat nak sambung belajar di sini. Ieja boleh saja kalau nak sambung degree Ieja di UM... Demi mama dan abah Ieja rela selamanya berada di sisi kamu berdua."
Wajah Khadijah dipandang dengan penuh rasa syahdu. Bukan dia tidak tahu Khadijah akan patah hati sekiranya keputusan mereka tidak berpihak pada keinginan anak itu. Sejak dari kecil lagi Khadijah sudah bercita-cita ingin menjadi seorang penuntut Universiti Nottingham dalam jurusan undang-undang. Dia tidak mahu menjadi punca keruntuhan harapan anaknya yang satu itu. Cepat-cepat dia bangkit dari tempat duduknya dan berlalu meninggalkan Khadijah sendirian di ruang tamu.
Saat makan malam memang dinantikan Khadijah saban hari kerana boleh berkumpul bersama kedua ibubapanya dan berkongsi cerita bersama. Malam itu seperti biasa Puan Salina menyediakan masakan yang enak-enak. Khadijah jadi kecur liur dan tidak sabar ingin menikmati hidangan ibunya.
"Wah, mama Ieja ni memang the best mother in the world la... Ieja suka sangat... I love you, mom."
Puan Salina hanya tersenyum. Mereka makan dengan berselera sekali. Selesai makan mereka duduk semula di meja. Pelbagai cerita keluar dan mereka gembira berkongsi cerita. Tiba-tiba Khadijah tersebut tentang pengajiannya. Puan Salina dan Encik Syakirin terus terdiam. Rasa serba salah menyerbu semula. Muka Khadijah yang putih melepak mula nampak memerah.
"Ieja, mama dan abah dah buat keputusan. Ieja boleh sambung belajar di UK. Abah dengan mama dah bincangkan perkara ni." Encik Syakirin bersuara.
Khadijah berasa sangat terharu. Dia bingkas bangun dari kerusinya dan terus memeluk kedua orang tuanya. "Terima kasih, mama... Abah..."
"Sama-sama, sayang."
"Assalamualaikum. Saya ketua Mahasiswa Malaysia di Universiti Nottingham. Boleh saya bercakap dengan waris Khadijah Syakirin?"
"Ya, saya ayahnya. Boleh saya tahu ada apa ni ya?"
"Takziah saya ucapkan kepada pakcik sekeluarga. Bersabarlah menerima hakikat ini. Khadijah binti Muhammad Syakirin telah kembali ke rahmatullah kerana Allahyarhamah menghidap penyakit Leukimia yang berpunca dari gejala lelah lesu. Jenazah Allahyarhamah akan diterbangkan pulang ke tanah air atas persetujuan ahli keluarga dan waris."
Serasa lemah lutut Encik Syakirin menerima berita itu. Air mata lelakinya mengalir hiba. Sudah hilang keegoannya. Anak kesayangannya.....
"Saya mahu dia dibawa pulang ke sini. Secepat mungkin." Encik Syakirin menyediakan sepenuh tenaga untuk bersuara.
"Baiklah. Segala prosedurnya akan diuruskan oleh pihak kami. Assalamualaikum."
"Waalaikumussalam...."
Encik Syakirin terus terduduk. Air matinya terus-terusan mengalir. Gelas yang berada dalam pegangan Puan Salina terlepas kerana terkejut melihat keadaan suaminya. Puan Salina terus menerpa ke arah Encik Syakirin.
"Anak kita............" Encik Syakirin sudah kehilangan daya.
Sebuah beg pakaian besar milik Khadijah yang dihantar pulang melalui penghantaran pos jarak jauh baru sahaja diterima. Puan Salina dan Encik Syakirin membuka beg pakaian tersebut. Alangkah terkejutnya mereka semua dengan apa yang baru sahaja dilihat oleh pandangan mata mereka.
"Apa semua ni??" Encik Syakirin seakan-akan tidak percaya.
"Ya Allah, bang... Kenapa jadi macam ni? Kenapa? Ya Allah... Apa salah kami, Ya Allah...."
Restu mereka membawa aku ke sini dan kerana cinta mereka membawa aku ke syurga... Mama dan Abah selamanya dalam ingatan...
'Dan kerana cahayamu kau pimpin anak ini menuju tuhannya....'
Sunday, November 21, 2010
Hilang dalam diri sendiri.... Mencari jawapan....

Wednesday, November 17, 2010
Sukar menggambarkan sebuah perasaan....kenapa ye?

Tuesday, November 16, 2010
Dua rasa menjadi satu....
Saturday, November 13, 2010
Resah dan pertelagahan hati....
Tuesday, September 28, 2010
Seram.....
Friday, September 3, 2010
Kita ni ape ye?...confiusla....

Ana memg xblh thn jgkla...mau xnye...memg mraung jgkla ana...cdih cgt.......andailah kt ade d tmpt mreka.....
Thursday, September 2, 2010
Cinta terpendam dalam rahsia....

Semalam aku lihat dia tersenyum dari jauh...
Kenapa ya?..
Wajah tenang milik dia menjadi idaman...
Aku terdiam sejenak...
Adakah sesuatu pada wajahku membuat dia geli hati?..
Aku terdiam lagi...
Aku malu....
Dia masih tersenyum memandangku...
Salamnya menyapa...
Assalamualaikum!..
Aku menjawab dengan tenang...
Tetapi di dalam hati hanya Allah yang tahu...
Aku diam!
Dia mempelawaku bersama berjalan seiringan...
Ahhhhh!!! Geram!!!
Siapa gerangan lelaki ini...
Aku tidak tahu...
Gambaran wajahnya seperti kukenal...
Tetapi siapa dia...
Deringan telefon membingit suasana...
"Ieja, Kak Asz ni.. Eddy ada dengan adik ke sekarang?.."
Ya Allah,tunangku!!
Sunday, August 29, 2010
Wasiat seorang anak...

Sahabat-sahabat dari bumi tarbiah Nilam Puri turut sama hadir demi menghabiskan sisa-sisa waktu bersama arwah sebelum dikebumikan. Pemergian arwah ditemani dengan linangan air mata seluruh ahli keluarga dan para sahabat seperjuangan. Seorang insan agung dijemput lebih awal kerana rasa cinta dan rinduNya buat dia.
Kain kafan yang menutupi wajah arwah dibuka perlahan mempamer riak muka milik arwah yang tenang dan bersih. Walhal saat ajalnya menjemput arwah berada dalam keadaan sakit yang ditahan demi menenangkan hati para sahabat yang kebimbangan ketika menemaninya di Hospital Perempuan Tengku Zainab,Kota Bharu.
Encik Johari yang sejak tadi berada diluar rumah kerana tidak dapat menahan kesedihan melihat sekujur tubuh kaku milik arwah akhirnya masuk jua ke ruangan tetamu demi menatap wajah si anak buat kali terakhir. Meraung Haikal dan Annie Azirah apabila wajah adiknya yang satu itu teserlah. Seolah-olah tidak percaya dengan apa yang dilihat mereka dihadapan mata. Para sahabat arwah menenangkan kedua mereka supaya pemergian arwah tidak tertahan kerana rasa tidak redha ahli keluarga.
Selepas jenazah arwah selesai dikebumikan di petang hari saat gerimis mengundang seorang sahabat baik arwah yang sentiasa bersamanya kala susah dan senang arwah datang menghampiri ahli keluarga yang sedang bersedih itu.
"Setiap permulaan pasti ada penghujungnya. Begitu juga manusia. Kita semua akan menyusulnya kemudian hanya tidak diketahui siapa yang akan dijemput dahulu. Redhailah apa yang telah ditentukan oleh yang maha menciptakan. Bersyukurlah kepada Allah atas pinjamannya buat kita."
Suara Nur Iman tertahan-tahan. Haikal memandangnya tajam seperti tidak berpuas hati dengan bicara gadis itu. Nur Iman tersenyum sambil menghulurkan sekeping surat putih kepada Puan Julia. Puan Julia teragak-agak menyambutnya. Salah seorang anak kecil disisi Puan Julia berkata,
"Mama! Mama! Kak Ainin tu nak pergi mana? Kenapa dia lambai-lambai kita?"
Nur Iman tersenyum memandang anak kecil itu lalau mengajukan soalan kepadanya semula.
"Kat mana adik nampak Kak Ainin?"
"Tu! Kat situ!"
Jari kecilnya mengunjuk ke satu arah di tanah perkuburan itu. Anak mata Nur Iman menyoroti arah telunjuk anak kecil itu. Lalu dia tersenyum.
"Kak Ainin nak pergi jauh sangat. Dia nak berjumpa dengan penciptanya."
"Siapa?" Anak kecil itu bertanya deras.
"Allah... Allah yang cipta kita semua. Kalau Allah tak cipta kita. Kita tak ada disini."
"Nanti kak Ainin balik tak? Syukri rindula dengan kakak. Dah lama tak jumpa kakak. Kakak jarang balik rumah. Dia asyik duduk kat tempat dia belajar je. Syukri dengan Syahmi selalu tau main dengan kak Ainin. Kak Ainin baik. Dia tak macam kak Annie."
Nur Iman menitiskan air mata. Ya, siapa yang tidak merindui dia. Setiap yang mengenalinya merasai kehilangannya. Dengan sesiapa sahaja dia akan melayaninya dengan baik. Tidak pernah dia membezakan antara sahabat-sahabat dan kenalannya. Setiap masa cerita yang baik-baik tentang keluarganya keluar dari mulutnya yang sentiasa tersenyum. Gadis ayu dan lemah lembut itu menjadi idaman mujahid di bumi Nilam Puri. Namun siapa jua yang tahu apa yang tersimpan rapi di dalam hati.
"Arwah serahkan surat ni buat seluruh ahli keluarganya sebelum arwah mengucapkan kalimah syahadah. Arwah berkirim salam pada semua. Doakanlah hanya yang baik untuk dirinya dan diri kamu semua."
Nur Iman berpesan sebelum dia berlalu meninggalkan ahli keluarga sahabat baiknya itu. Sayu memanjat ruang hatinya. Namun tidak lekang bibirnya memanjat doa buat sahabat yang satu itu. 'Oh Ainin!'
Assalamualaikum...
Ayah....Ibu..... Aku memohon ampun... Aku pergi dulu tanpa khabar. Aku sendiri tidak tahu saat datangnya malaikat meminta nyawaku... Aku merelakan kerana tidak dapat ditunda sesaat atau dipercepat sesaat pun... Saat ini... Beburung berkicau sayu... Air diluar terdengar menitis perlahan... seolah-olah pendengaranku sehingga seluruh alam kedengaran. Saat terhampir ini wahai ayah ibu... Terlintas wajah ayah bonda di ruangan mata... Moga pemergianku nanti diredhai walaupun aku tahu kesedihan itu datang...
Ayah ibu.... Aku tidak mempunyai harta menggunung mahupun senilai wang untuk ditinggalkan buat kamu semua... Ampuni aku wahai kesayanganku... Hanya sedikit perkara yang berbaki tertinggal buat semua yang akan terus berada dialam sana...
Buat ayah....
Aku merinduimu... Saban kali kau pergi meninggalkan kami demi mencari sesuap nasi... Aku akan memandang bayangmu sehingga hilang ditelan kejauhan... Setiap kali itu jua aku berdoa... "Ya Allah, kau peliharalah iman imam kami... Kau pelihara jua dirinya dari sesuatu yang tidak kau redhai... Niatkanlah hatinya untuk redha jua berserah hanya padaMu demi sesuap nasi memikul amanah dariMu... Ya Allah,aku memohon setulusnya dariMu... Kau berkatilah dirinya... Sungguh,aku menyayanginya..." Wahai ayah, anakmu yang satu ini ingin meminta sesuatu darimu... Serasa tidak layak namun hatiku tetap mengingininya... Aku sudah lali dengan kemewahan pemberianmu... Pernah satu tahap aku meminta supaya Allah susahkan aku kerana aku takut aku lupa wahai ayah...aku takut aku lupa dan leka kepada tuhanku setelah nikmatNya atas diriku ini... Ayah,hanya satu permintaanku... Kau imam kami wahai cintaku... Sekiranya buta pemimpin kami maka ke mana hala tuju kami... kemana kau akan membawa kami... Aku meminta wahai ayah... Kau didiklah dirimu sendiri demi membimbing ibu, abang, kakak dan adik-adikku ke arah kemuliaan... Bukan diangkat kerana dunia... Tetapi disanjung kerana cinta... cinta yang tulus suci hanya kepada Allah yang Esa... Ayah, bisakah kau menunaikannya... Aku menanti...
Ibu,
Aku selalu melihatmu berpenat lelah menjaga keluarga... Saat tidurmu kurenung dalam ke wajahmu... Kulihat ketulusan disitu... Tetapi aku jua mengerti erti kelelahan... Air mata ku menitis tidak dapat ditakung lagi oleh kelopak mata... Aku teramat menyintaimu... Kau merupakan insan yang dituntut oleh islam untuk aku jadikan teman dan berbuat baik... Betapa tingginya martabatmu wahai ibu... Tetapi janganlah kau menurunkan darjatmu sehingga tiada pandangan Allah buatmu... Teruskanlah menjalankan tanggungjawabmu sebagai seorang isteri dan seorang ibu... Lena malamku tidak indah andai tidak aku bermimpi tentangmu saat jauh ini... Ibu, andai kau berasa lemah kembalilah kepada Allah... Dia tempat kau bergantung sepenuhnya... Bukan insan mahupun yang lain... Hanya Allah! Hanya Dia tempat terbaik buatmu....
Abang,
Aku memerhatimu... sering aku melihat tingkahmu... Setiap gerak gerimu menjadi tarikan buat mataku... Aku lihat kau sebagai asetku bagi membantu jalan permujahadahanku.... Kau khalifah wahai pemuda! Tidak pernah aku melihat dirimu dengan pandangan penghinaan... Tidak jua aku menyalahkan dirimu kerana kelalaianmu... Sebaliknya aku berasa malu... saat sihatku tidak mampu aku mengembalikan kau kepada fitrah insan... Aku menghukum diriku saban waktu... Ya Akhi, aku sangat menyayangimu... Sudikah kau mendengar rintihanku... Setiap kali kau keluar bersama teman-temanmu... Hatiku mula resah... Apakah yang kau lakukan bersama temanmu berhibur di luar sana... Abang, aku menyayangimu... Tidak mahu sedikitpun terusik dirimu dengan calitan api neraka... Aku resah... Aku takut dipertanggungjawabkan diri ini atas kegagalanku membawa engkau pulang... Saat kau tersenyum memandangku... Saat kau kucup lembut pipi ini... Saat gurau senda bersamamu memenuhi segenap ruang syurga keluarga... Aku bahagia... Namun mengapa kini kau pergi jauh meninggalkan semua kenangan ini... Aku merindui semua itu... Abang, ibu pernah mengucap kata ini padaku kala subuh hari, "dulu abang paling rapat dengan ibu sehinggakan tidur pun tidak mahu terpisah... Tapi kenapa sekarang dia yang paling jauh..." Saat luahan itu menyentuh pendengaranku... Aku terus melangkah kaki meninggalkan ibu kerana mataku memaksa untuk mengalirkan air mata.... Dimana kau pergi bersama tanggungjawabmu wahai anak lelaki... Abang,aku tahu kau menyayangiku... Apatah lagi diriku... Cinta dan kasihku padamu menggunung tinggi... tidak sanggup kulihat dirimu dikecam gelombang cinta dunia... Kembalilah sayangku... Kembali kepada fitrahmu....
Wahai kakak yang aku kasihi,
Aku tahu pemergianku menjadi kesedihan yang panjang buatmu... Namun ingatlah kakakku... Aku pergi bertemu cinta teragungku... Mengapa perlu bersedih... sebaliknya bergembiralah dengan apa yang bakal aku kecapi... Redhailah apa adanya... Kakakku, rasa malu seorang wanita itu bukanlah apabila dia tersipu pabila diusik maupun dipuji... Kakak,rasa malu itu hanya apabila dalam hati seorang wanita itu ada rasa yang sangat bimbang baginya melanggar batasan tuhan... Malu itu juga apabila dalam hatinya hanya ada cinta kepada yang menciptakan hati itu sendiri... Tidak sekali-kali dia menyerahkan hatinya pada insan yang hanya bertaraf seorang hamba... Jua apabila dia menghiasi dirinya dengan akhlak seorang muslimah dan peribadi seorang hamba... Apabila ada rasa itu dalam hatimu... Maka tersimpan rapi dalam hati kecilmu untuk mudahnya menjaga dirimu dari panahan kejahatan... Benar kakakku! wanita adalah fitnah terbesar buat lelaki... Jangan kau biarkan dirimu terjerumus sebagai fitnah dunia buat adam... Kasihanilah dirimu dan diri mereka... Kakak yang aku kasihi, bukalah bungkusan yang aku kirimkan buatmu... Didalamnya aku hadiahkan khas buatmu... Senaskhah al-quran itu kau jadikanlah temanmu yang paling rapat sentiasa dia tidak lekang dari sisimu... Bacalah surat cinta Allah buat dirimu itu selalu...Indah bait kata didalamnya pernah menjadikan aku terpesona... Kau hayatilah ia... Moga kau juga akan terpesona dengannya sehinggakan kau inginkan hanya ia yang sentiasa menemanimu saban waktu...Sepasang salinan untuk solat kau gunakanlah ia sebaiknya... Jua tudung litup serta jubah-jubah itu kau jadikanlah sebagai pakaianmu...
Buat semua ahli keluargaku...
Tidak ada yang lebih tinggi bagi seseorang itu melainkan hanya redha Allah buat dirinya... Salam sayang buat semua... Aku pergi dulu...
Wassalam....
Ainin Azirah
Luahan seorang mujahidah....
Bergelombang bacaan Quran bersahut-sahutan...
Megah!
Megah Islam teserlah mempamer kehebatan...
Wahai manusia...
Saat ini bergema suara nyanyian berkumandang...
Bergelombang bacaan kotor bersahut-sahutan...
Megah!
Megah kejahiliyahan mempamer kerakusan...
Wahai insan-insan bernama Islam...
Dulu mereka mengangkat panji kebanggaan...
Islam! Islam hayatuna!
Wahai insan-insan bernama Islam...
Kini kau mengangkat panji kemenangan...
Dunia! Dunia hayatuna...
Berdiri setiap bulu roma...
Mendengar laungan,
Allahuakbar! Lailahaillallah! Lailahaillallah!
Aku bangga mendengarnya...
Aku kagum menghayatinya...
Islam hidup disegenap ruang lingkup dunia...
Menjadi kegerunan sang kuffar memandang...
Namun mengapa kita gerun kini...
Sedangkan kita mempunyai kekuatan sedunia...
Mereka hanya kecil sehalus kuman...
Kembalilah wahai khalifah-khalifahku...
Kembalikan yang telah hilang...
Rebut kembali hak insan...
Jangan kau biarkan kemudharatan...
Berleluasa memusnah bumi tuhan...
Janganlah kau tunggu lagi...
Aku menyeru... Ayuh!!
Dapatkan fi sabilillah...
Aku akan menjadi pendamping...
Turut serta mendirikan...
Nur Islam yang kian kelam...
Aku hanya hamba,
_Kaetrinasalwa_
Tuesday, August 17, 2010
Bila aku rasa kecundang....

Aku mula rasa tak senang duduk.....Penat menguasai diri....Ahhhhh.....kadang-kadang keluar kata-kata keluhan dari bibir ini...Ya tuhan....aku mulai lelah....semput dengan suasana ini...apakah aku masih bisa meneruskan perjuangan ilmu ini...wahai teman-teman....Aku merindui saat persekolahan di sekolah menengah dan rendah kita dahulu....saat aku mengenal apa itu jatuh bangun,usaha,kecewa dan kejayaan....semua kemanisan berteman bermula disitu....hm....aku masih ingat saat kejatuhan imanku ketika waktu itu...ahhhhhh......malunya aku mengingatinya semula................oh tidak!!!!!!!!!!..............aku malu...pada diriku sendiri.. sahabat2... dan yang paling utama aku sangat malu dengan Rabbku....YA Allah,ampuni aku...malu menyelinap di segenap ruang lingkup diri ini...andai bisa diputarkan kembali masa yang berlalu...pasti aku akan membersihkan setiap kelompangan yang telah aku lakukan dahulu...pakaianku....akhlakku...bicaraku...tidak menggambarkan aku seorang wanita muslimah sebenar...Ya Allah,dimana Kau tempatkan aku ketika itu...Aku melupakanMu tetapi Kau masih menyintai aku...Kau bawa aku pulang untuk terus setia disisiMu...Layakkah aku...... Bila aku sampai di sini...pelbagai ujian mendampingiku...Seorang lelaki yang aku anggap sebagai seorang kawan biasa...membuat aku gila...bila kuterpandang wajahnya...benci mula menguasai diri... kukawalkan jua perasaanku supaya amarah tidak menguasai diri...apa salahku kau perlakukan aku bergitu???????.... Ya,dia mempunyai perasaan padaku...apabila cintanya ditolak kerana aku tidak mahu kecundang lagi maka egonya mengatasi batas kewarasannya...aku bersabar selama ini dengan setiap perlakuannya... Apa yang dia lakukan padaku cukup membuat aku malu....waimah hanya berjalan ke mana sahaja....seolah-olah ada mata-mata liar sedang memandang dan mengatakan sesuatu yang tidak enak mengenaiku...knp???jahat sangatkah aku kerana menolakmu??....aku diamkan diri saat kau khabarkan kepada semua teman-temanmu...gambaranmu seolah-olah aku ini insan paling jahat kau pernah kenal dalam dunia ini.... Ya Allah,aku perlagukan kalammu... "Wahai orang-orang yang beriman,apakah kau mengatakan kau sudah beriman sedangkan kau tidak di uji.." Ya tuhanku,kalammu menjadi pendampingku...memujuk hati ini kala resah...menghibur jiwa kala ia rasa kecundang....
Monday, August 9, 2010
Bicara cinta3segi…

Bila hati mula dikotori benci siapa yang akan mendengar. Pasti seluruh alam akan mengatakan,’Sungguh,kau silap!’ Hati hanya mampu merintih mengharap redha Ilahi. Mengadu segala hal kepadaNya yang maha mengetahui. Terdetik di hati sendiri, ‘Sudah berada dalam keadaan yang memeritkan barulah kembali mengingati tuhan!’ Hati seolah-olah mengutuk diri sendiri. Malu mula menyerbu ruhiyyah dan jasadiyyah. Apakah aku merupakan hamba yang lupa. NikmatMu melimpah ruah namun aku leka. ‘Ya Allah,kau tariklah seluruh kesenangan ini andai ini akan membuat aku hampir kepadaMu. Jatuhkanlah seluruh kesusahan dunia kepadaku andai ini akan menjadikan aku mampu berada di sisiMu selamanya.’ Hati mula merintih. Kesyukuran menyerbu jiwa. ‘Ya Allah,kau pujuk hatiku dengan kasih sayangMu, masih lagi Kau menyintai aku sedang aku pernah berpaling dariMu’.
Cinta itu cahaya sanubari
Dan di mana terciptanya cinta
Di situ rindu bermula
Cinta itu tidak pernah meminta
Tetapi memberii sepenuh rela
Rasa bahgia biarpun sengsara
Bekorban segala-gala
Semua hanya kerana cinta
Yang pahit manis dirasa
Menghibur nestapa,merawat luka,damai di jiwa
Terpadam api benci permusuhan
Terjalinlah kasih sayang
Begitulah cinta yang diidamkan
Tanpa nafsu yang mencemarkan
Dan jangan pula kerana bercinta
Kita pun leka entah kemana
Dan jangan pula kerana bercinta
Tergadai semua maruah agama
Cinta sejati hanya cintakan Ilahi
Cinta ayah bonda tulus suci selamanya
Cinta sesama saudara masa berada hanya sementara
Cinta sesama insan suburkan dengan ketakwaan
Hatinya sayu mendengar dendangan lagu tersebut. Serasa dirinya kerdil dan hina. Bagaimana tinggi dia menyanjung cinta pada sang kekasih akhirnya cinta manusia membunuh hatinya sendiri. Ketidakpastian itu hanya mengundang barah yang semakin parah didalam dada. Kedengaran pintu biliknya dibuka. Lekas Kaetrinasalwa menyeka air mata yang membasahi pipi. Puan Arbakenah menghampiri anak gadisnya sambil tersenyum memandang wajah tulus yang masih memerah itu. Walau disimpan sehingga ke dasar hati yang paling dalam sekalipun, Puan Arbakenah masih dapat mengesan apa yang sedang dihadapi oleh satu-satunya anak perempuan yang dimiliki untuknya saling berkongsi perasaan sebagai wanita.
“Sayang,tak nak kongsi dengan mama?”
Puan Arbakenah masih tersenyum. Bahu Kaetrinasalwa dipeluk erat. Kaetrinasalwa masih tunduk memandang lantai. Terasa tilam empuk yang diduduki bagai batu kerikil yang mencucuk sehingga perlakuannya nampak kurang senang dengan pertanyaan itu. Dahinya berkerut-kerut menahan agar matanya tidak menurunkan hujan yang pasti menyebabkan banjir yang tidak akan turun surutnya. Puan Arbakenah memahami keadaan anak kesayangannya itu. ‘Mungkin adik masih belum bersedia untuk bercerita.’ Hati kecil Puan Arbakenah berbisik.
“Adik,mama tak paksa adik untuk cerita masalah sayang dengan mama. Tapi anak mama sayang ni jangan mengurung diri dalam bilik berterusan. Mama dengan papa risau tengok keadaan adik macam ni.”
Puan Arbakenah mula meluahkan rasa sebagai seorang ibu. Ya,ibu mana yang sanggup melihat anaknya berkelakuan begitu. Pasti sesuatu yang berat sedang dihadapi apatah lagi buat anak gadisnya yang sedang meningkat dewasa. Sebagai seorang ibu juga, Puan Arbakenah sangat merindukan senyum tawa dan cerita-cerita yang sering membuatnya tidak kering gusi kala bersama anak kesayangannya itu. Puan Arbakenah bangun berlalu meninggalkan anaknya yang masih membatu di sudut katil.
Kedengaran pintu ditutup rapat. Setitis demi setitis air matanya turun lagi membasahi pipi. Ditahan jua perasaannya walau terasa diri ingin menjerit sekuat hati meluahkan segala rasa yang membuku di jiwa. Sudah tidak tertanggung lagi baginya namun demi menjaga hati seorang ibu maka ternoktah niatnya mahu meringankan beban di bahu. ‘Maafkan adik,mama.’
Renungannya jauh mengenang kisah kelam dalam hidupnya. Dalam diam ditanggung derita sendirian. Cuti persekolahan sepatutnya menjadi satu kegembiraan buat sesiapapun yang bergelar pelajar namun tidak buat Kaetrinasalwa. Dirinya hanya menghitung hari bilakan tiba saat persekolahan bermula. Kesunyian semakin menular dalam dirinya beraja bersama kisah sedih dan duka lara. Wajah Nur Zikhan, Siti Mastura dan sahabat-sahabat yang lain mula bermain ditubir mata. Gelak tawa dan senda gurau bersama mula dirindui. Matanya memandang kalendar kecil tergantung di sudut bilik.
“Lamanya lagi nak tunggu seminggu ni!”
Kaetrinasalwa mencampakkan tubuhnya ke atas katil. Matanya berlinang lagi sambil memandang sepi gantungan sepasang pelita kecil bewarna biru di atas meja disisi katilnya. Nafasnya turun naik menahan kesakitan yang bertapak didalam dada.
“Sayang, kenapa awak tinggalkan saya……”
Titik jernih semakin rancak menuruni pipi gebunya. Entah bila akan berganti musim. Dirinya menyepi lagi berkurung lama di dalam bilik tanpa makan dan minum. Wajahnya kusam tidak terurus. Cengkung dan memberi kesedihan kepada sesiapa sahaja yang melihat. Kaetrinasalwa memejamkan matanya rapat. Air matanya masih mengalir. Diam,diam dan terus diam.
“Saya nak awak jaga pelita biru ni sepertimana awak jaga perhubungan kita. Sayangi dan hargailah pelita ni sepertimana juga awak menyayangi diri saya.”
Kaetrinasalwa tersenyum manis membaca bait-bait kata indah yang terkarang dalam warkah cinta dari sang kekasih. Akmal Hafizi, seorang pelajar yang menjadi kegilaan pelajar-pelajar perempuan di sekolah. Beperwatakan menarik dan menyandang jawatan sebagai ketua pelajar di Sekolah Agama Tinggi Tanjung Karang. Genap setahun perhubungan mereka sebagai pasangan kekasih. Siapa yang tidak mengetahui kisah perhubungan mereka pasti akan dikatakan sebagai ketinggalan zaman. Percintaan mereka seolah-olah bahan hangat yang mesti diketahui perkembangannya dari semasa ke semasa. Apa sahaja yang mereka lakukan akan menjadi perhatian ramai orang. Tidak ketinggalan para guru di sekolah juga sibuk bercerita tentang mereka sehingga mereka mendapat gelaran ‘The best couple of the year.’ Kedengaran lucu namun bagi Kaetrinasalwa itu semua tidak penting. Apa yang penting adalah perhubungan mereka kekal bahagia walaupun kadangkala terdengar suara-suara sumbang pelajar perempuan lain yang mencemuh. Mungkin kerana cemburu. Mana tidaknya, seorang pelajar tingkatan dua menarik hati senior yang memenangi barisan lelaki paling popular di sekolah.
Kini Akmal Hafizi berada dalam tingkatan lima manakala Kaetrinasalwa berada dalam tingkatan tiga. Masing-masing sibuk hendak berhadapan dengan peperiksaan besar yang bakal menjelma. Persediaan kukuh sedang dibina namun masih tidak lupa untuk menyemai kasih sayang antara mereka. Kadangkala mereka berjumpa juga untuk melepas rindu tersimpan.
“Awak sayangkan saya?” Renungannya tajam menusuk ke dalam dada Kaetrinasalwa.
“Tentulah saya sayangkan awak. Saya sayangkan awak sangat. Awak cinta pertama saya dan saya berharap awak adalah cinta terakhir saya. Jangan tinggalkan saya…”
Wajah Kaetrinasalwa kelihatan lembut menenangkan jiwanya. Akmal Hafizi meraup wajah sambil menghembus nafas berat.
“Sayang, betul ke awak akan setia dengan saya?”
“Tentulah saya akan setia dengan awak,sayang. Saya sayangkan awak sangat. Saya nak awak selalu berada di sisi saya.” Kaetrinasalwa memberi penjelasan.
Akmal Hafizi tersenyum. Hatinya tenang mendengar kata-kata kesayangannya. Entah mengapa, ada sesuatu dalam diri Kaetrinasalwa yang menarik hatinya. Tidak ada yang memiliki selain dari Kaetrinasalwa. Namun dia sendiri tidak pasti apakah ia. Akmal Hafizi memandang wajah bersih Kaetrinasalwa. Terlalu banyak perkara yang telah dikongsi bersamanya selama perhubungan mereka yang telah berusia setahun lebih. Banyak perkara tentang dirinya diketahui oleh gadis ayu di hadapannya itu. Segala-galanya dikongsikan bersama. Kasih Kaetrinasalwa tulus buat dirinya. Kadangkala cemburu menyelinap jua dalam diri kerana ada mata-mata nakal yang mengerling ke arah Kaetrinasalwa. Usikan-usikan pelajar lelaki lain kerap kali mengundang kepanasan dalam hatinya. Tidak dinafikan, Kaetrinasalwa mempunyai wajah indah yang pasti memukau sesiapa sahaja yang melihatnya. Sepasang mata galak dan anak matanya yang bewarna coklat cair sering membuatkan Akmal Hafizi tidak mahu mengalih perhatian dari memandang wajah Kaetrinasalwa ketika mereka berjumpa. Hidung mancung yang terletak dan bibir manis yang sentiasa tidak lokek dari senyuman terselit pula tahi lalat kecil di bahagian bawah bibir sebelah kanan serta sepasang lesung pipit kerap kali membuatkan Akmal Hafizi tidak lena tidur malam.
Terasa berat baginya ingin berpisah dengan Kaetrinasalwa. Tinggal seminggu lagi cuti persekolahan akan bermula. Peperiksaan Penilaian Menengah Rendah (PMR) yang diduduki Kaetrinasalwa telah lama berlalu. Hanya menanti hari peperiksaan Sijil Pelajaran Malaysia (SPM) yang akan menentukan arah tuju hidupnya. Hari-hari yang berlalu bagai menggegarkan dunianya. Kerisauan menguasai diri. Masih Kaetrinasalwa menjadi penenang hati. ‘Kaetrinasalwa,andailah jika kau tiada…’ Matanya menitiskan air jernih. Kerinduannya pada Kaetrinasalwa pasti menggunung. Sementara itu, Kaetrinasalwa juga mengira-ngira hari yang masih berbaki. Dia juga turut berduka dengan hari terakhir mereka untuk bersama menanam kenangan indah di tempat pertemuan mereka yang mengikat perhubungan cinta dua hati yang bakal kunjung tiba. Sudah menjadi adat setiap yang bermula pasti ada penghujungnya.
Assalamualaikum w.b.t.,
Sayang,apa khabar awak di sana? Saya berharap awak sentiasa berada dalam keadaan sihat di samping sahabat-sahabat seperjuangan. Sudah beberapa hari ini, saya tidak melihat kelibat awak. Mungkin awak terlalu sibuk dengan hari peperiksaan yang bakal tiba. Ya, saya sangat merindui awak. Saya teramat rindukan awak. Belum lagi berpisah sudah begini rasanya bagaimana pula apabila sudah berjauhan nanti. Saya takut untuk berpisah dengan awak. Sayang, adakah awak akan terus menyintai saya dan menjaga perhubungan kita sehingga ke akhir hayat kita? Saya tahu,kita masih muda. Perjalanan hidup kita juga masih jauh. Oleh sebab itulah saya berasa sangat risau. Mampukah awak untuk terus setia dengan saya? Setelah awak melangkah ke alam universiti masihkah awak akan menyintai saya sepertimana awak menyintai saya sekarang? Saya bimbang,sayang… Berikanlah keyakinan buat saya. Saya tidak mahu lelaki lain. Awaklah satu-satunya lelaki yang ada dalam hati saya. Saya mengharap pada awak,sayang. Sayang, saya berharap awak berusaha bersungguh-sungguh. Semoga kasih dan rindu serta doa saya mengiringi awak. Saya juga mengharap kejayaan untuk awak. Semoga berjaya sayang. Selamat menduduki peperiksaan.
Salam sayang dan rindu buat Akmal Hafizi,
Kaetrinasalwa
Akan bersambung...............
Kau sahabatku kau teman sejati....

Aku meredhainya ya Allah...
Ya Allah...
Menjadi madu dalam sebuah kegembiraan...
Satu anugerah yang tidak ternilai...
Kehilangannya satu kekurangan yang amat dirasai...
Ya Allah...
Permudahkanlah jalannya mencari cinta agungMu...
Pemergiannya diredhai dalam esak tangis kesedihan...
Tetapi Kau Maha Tahu kami hanya hambaMu amat dhaif diri ini...
Dalam kesedihan ini...
Terselit rasa syukur kerana Kau meminjamkannya buat kami...
Walau masih belum puas untuk kami melihat senyum tawanya...
Ya Allah...
Kau peliharalah dirinya...
Moga Kau tempatkan dia insan gemilang...
Dalam kalangan hamba-hambaMu yang beriman dengan sebenar-benar iman...
Jujur, kami merinduinya...
Salam sayang dan rindu buat teman...
Allahyarham Muzakkir Nur Shafiq bin Mesni...
Adakah....
Yang pasti, kan ada insan yang merinduiku disini... Siapakah dia.....
Tuesday, August 3, 2010
Dia masih menyintaiku...
Antara Dua Kasih...
Tidak sedikitpun Allah membenarkan mana-mana lelaki menyentuhnya walaupun hatinya...
Kerana Allah teramat menyintainya...
Tetapi apabila kita bergelumang dengan cinta lelaki...
DIMANA ALLAH UNTUK MENJAGA KITA??
Allah seolah-olah melepaskan kita kepada seorang manusia yang lebih banyak mengecewakan kita...
Jika Allah datangkan kesedaran supaya meninggalkan cinta seorang lelaki...
Bermakna Allah mahu mengambil kita kembali untuk dijagaNya...
Mengapa masih ragu-ragu??
"KEKUATAN USAH DITUNGGU TETAPI HARUS DICARI..."
Hargailah di atas kesempatan yang Allah berikan...
Monday, July 26, 2010
Kasih antara kita...
Adakah ia sudah sempurna buat kita...
Hanya dengan 3 perkara,mampukah kita meneruskan hidup...
Persoalannya....
Bukan didunia semata-mata...
Namun bicara kata dan hantaran apa yang hendak kita persembahkan kepada sang Maharaja...
Dengan tangan kosong datang menyembah...
Siapakah kita............di hari akhir nanti....